Akademisi ITB Mencegah Kemunduran Demokrasi dalam Pemilu 2024

Akademisi ITB Mencegah Kemunduran Demokrasi. (Sumber Ga,mbar: Sekretariat Kabinet)
Akademisi ITB Mencegah Kemunduran Demokrasi. (Sumber Ga,mbar: Sekretariat Kabinet)
0 Komentar

PASUNDAN EKSPRES – Akademisi ITB mencegah kemunduran demokrasi dengan adanya sejumlah pernyataan tentang Peduli Demokrasi Berintegritas demi menekankan pentingnya pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) 2024 yang adil dan transparan.

Mereka juga meminta pemerintah untuk mempertahankan netralitasnya selama proses demokrasi ini, serta mengutamakan kepentingan masyarakat.

Akademisi ITB Mencegah Kemunduran Demokrasi

Yasraf Amir Piliang, seorang guru besar dari Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB, menyatakan bahwa pernyataan sikap ini diikuti oleh sejumlah peserta dari berbagai kalangan.

Baca Juga:Trending di X, Apa Itu Istilah Exit Poll Pada Pemilu 2024? KPU Beri Penegasan Lanjut25 Ide Ucapan Imlek 2024 untuk Kerabat Terdekat yang Penuh Kata-kata Indah

Tindakan ini merupakan ekspresi keprihatinan terhadap kemunduran demokrasi di Indonesia, yang dipicu oleh kecenderungan pemerintah untuk memihak salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2024.

Berikut adalah poin-poin pernyataan akademisi ITB mencegah kemunduran demokrasi:

  1. Mendukung pelaksanaan Pemilu yang jujur, adil, dan damai, serta memastikan hak asasi setiap pemilih dihormati.
  2. Mendukung kepemimpinan yang mengutamakan prinsip negarawan dan menjunjung tinggi aturan hukum serta etika publik dalam membangun demokrasi yang berkualitas.
  3. Mendukung upaya untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara hukum yang menghormati prinsip-prinsip ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
  4. Menyerukan sikap netral dan non-partisan dari para pemimpin dan pihak yang terlibat dalam proses demokrasi, yang harus mengedepankan kepentingan nasional di atas kepentingan kelompok atau golongan tertentu.
  5. Mendorong para pemimpin bangsa untuk bertindak sebagai penengah dalam masyarakat yang terpecah-belah saat ini, dengan mengayomi semua kelompok dan golongan yang berbeda, demi mencegah polarisasi yang dapat mengancam persatuan bangsa.
  6. Mendesak para pemimpin untuk memprioritaskan kepentingan nasional di atas kepentingan pribadi atau kelompok, dengan semangat kerjasama dan keadilan.
  7. Meminta para pemimpin dan pihak yang terlibat untuk memperlakukan semua kontestan Pemilu secara adil dan setara, dengan memastikan penyelenggaraan Pemilu yang transparan, bebas, rahasia, dan adil bagi semua pihak.
  8. Mendorong para pemimpin untuk membangun fondasi kepemimpinan yang kuat dan berkualitas, dengan menekankan integritas, keadilan, prestasi, dan kinerja tinggi.
  9. Mendukung peningkatan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia dengan memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana dan berkelanjutan, dengan memberikan prioritas pada sumber daya dan teknologi domestik.
0 Komentar