PASUNDAN EKSPRES – Warga Palestina takut terhadap serangan Israel di Rafah. Seorang dokter asal Palestina di Rafah mengatakan bahwa penduduk merasa ketakutan akan potensi serangan darat dari pihak Israel di kota Gaza selatan.
Di mana setelah satu malam terjadi serangan udara yang mengerikan sejak dirinya tiba di Rafah.
Warga Palestina yang Berlindung di Rafah Mengalami Ketakutan
“Pertanyaan yang sering muncul di benak masyarakat adalah, kemana kita harus pergi?” katanya, dikutip BBC News, Selasa (13/2/2024).
Baca Juga:Grab dan GOTO Siap Merger? Begini Jumlah Kapitalisasi Pasar Gabungan Jika BersatuBegini Isi Surat Cinta dari Mahasiswa UGM untuk Pratikno dan Ari Dwipayana
Beberapa waktu yang lalu, Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel, mengumumkan bahwa ia telah memberikan perintah kepada pasukannya untuk siap meluaskan operasi darat ke daerah Rafah.
Lebih dari setengah dari total penduduk Gaza, yang mencapai 2,3 juta jiwa, sekarang tinggal dengan kepadatan di kota yang berbatasan dengan Mesir.
Sebelum terjadinya konflik antara Israel dan Hamas pada bulan Oktober lalu, kota tersebut hanya dihuni oleh sekitar 250.000 jiwa.
Banyak dari warga Paletsina yang mengungsi terpaksa tinggal di tempat penampungan sementara atau tenda-tenda dalam kondisi yang tidak memadai. Mereka menghadapi kesulitan dalam mendapatkan akses air minum yang cukup dan makanan yang layak.
Volker Türk, Kepala hak asasi manusia PBB, telah mengingatkan bahwa serangan terhadap Rafah akan memiliki dampak yang menakutkan, terutama mengingat kemungkinan tingginya korban warga sipil.
Mayoritas korban diprediksi akan terdiri dari anak-anak dan perempuan yang akan mengalami cedera atau kehilangan nyawa.
Selain itu, ia juga menekankan bahwa situasi ini dapat mengakibatkan terhentinya bantuan kemanusiaan yang saat ini sudah sangat terbatas yang masuk ke Gaza.
Baca Juga:Penembakan di New York Kereta Bawah Tanah, Menewaskan 1 OrangDemo Mahasiswa Gejayan Memanggil, Spanduk ‘Hancurkan dan Adili Rezim Jokowi’
Mayoritas pengiriman bantuan saat ini dilakukan melalui penyeberangan perbatasan Rafah yang dikuasai oleh Mesir.
Peringatan tersebut muncul setelah adanya kritik yang sangat tajam dari Amerika Serikat pekan lalu, di mana Presiden Joe Biden menyatakan bahwa serangan pembalasan Israel di Gaza telah “melewati batas”.
Pada hari Senin kemarin, Biden juga menekankan bahwa operasi Israel di Rafah tidak boleh dilanjutkan tanpa adanya rencana yang kredibel untuk menjaga keselamatan warga sipil.