Darwis Triadi dibanjiri tanggapan. Lantaran fotografer senior itu komentari sebuah postingan Instagram harian kompas yang memuat berita aksi Kamisan ke 805 di sebrang Istana Negara, (15/2)’ 2024.
Sebetulnya komentarnya Darwis biasa saja. Kalau secara cerdas membaca caption teks harian kompas tersebut. Yang menyebut Bu Sumarsih yang mengangkat kartu merah dan kuning bersama aksi Kamisan tersebut, sebagai simbol peringatan pelanggar demokrasi.
Kalimat pelanggar demokrasi tentu saja dapat kita lihat sebuah narasi yang menghangat menjelang Pilpres 2024 lalu. Hal ini dikaitkan utamanya pada kemunculan Gibran Cawapres 02. Begitu atmosfir yang muncul saat itu.
Baca Juga:Klinik Pratama PKU Muhammadiyah A. Saefullah ZM Menggelar Khitanan Masal Gratis Bagi Anak DhuafaBeres Pungut Hitung, Panwaslu Cikaum Kroscek Berita Acara Hasil
Tak pelak, Darwis Triadi bukan tak mengerti keberlangsungan aksi Kamisan yang sudah bertahun-tahun tersebut. Patut diduga caption teks tersebut dimaknai seorang Darwis dalam kerangka atmosfir politik yang sama, menjelang pilpres 2024 lalu. Setidaknya Darwis ikut menanggapi kalau pilpres yang telah usai, dan kini sudah ditandai dengan quick count, serta real count di KPU Pusat tengah berjalan menuju akhir.
Boleh-boleh saja Darwis mengingatkan hal ini. Tentunya tanpa bermaksud merendahkan aksi Kamisan yang masih berjalan sampai sekarang. Dan apalagi keluarga korban yang terus gigih berjuang.Hal ini Ia tunjukkan dengan mencabut komentarnya cepat-cepat.
Sayapun ikut menyayangkan kalau komentar Darwis mesti terlontar. Lantaran memang situasi hari ini masih hangat-hangatnya seputar pilpres 2024. Apapun variabel politis yang mengitarinya.
Sebetulnya tadinya saya hanya menyimak. Namun, tadi malam sorang kawan kirimkan link berita menyoal peristiwa tersebut. Alih-alih turut memberi kesejukan, dan tak juga merasa harus membela sosok Darwis Triadi. Yang tentu saja jauh lebih besar dari saya. Sebagai seorang kawan yang mengenalnya cukup dekat, saya turut memberi perhatian melalui penyampaian tulisan ini kepada media.
Penulis juga seorang fotografer yang banyak menimba ilmu, secara teknis dan lebih banyak prespektif Darwis Triadi yang berkaitan dengan fotografi dan kehidupan. Dari sosoknyalah, yang lebih dari 30 tahunan berkonsentrasi di dunia fotografi ini mendapat banyak pandangan yang tak melulu urusan fotografi soal teknis, dan apalagi duit semata.
Di saat new normal live (Covid 19), saya mengajaknya dalam sebuah workshop dan praktis fotografi di era digital yang diselenggarakan eL STUDIO photography yang saya miliki, di Karawang. Momentum itulah saya terasa makin dekat dengan sosoknya.