JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa pertemuannya dengan Ketua Umum DPP Partai NasDem, Surya Paloh, di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (18/2), bertujuan untuk menjadi “jembatan” atau menjembatani sesuatu.
“Ini baru awal-awal. Nanti kalau sudah final nanti kami sampaikan. Tapi itu sebetulnya saya itu hanya menjadi ‘jembatan’, yang paling penting kan nanti partai-partai lah,” ujar Jokowi usai peresmian RS Pusat Pertahanan Negara Panglima Besar Jenderal Soedirman dan 20 rumah sakit TNI, di Jakarta, Senin.
Namun, Jokowi tidak menjelaskan detail apa yang dimaksud dengan menjadi “jembatan”. Ketika ditanya mengenai hal tersebut, dia hanya mengatakan dirinya ingin menjadi “jembatan” bagi semua pihak.
Baca Juga:Tanggapan Tokoh Terhadap Pertemuan Jokowi dan Surya Paloh di Istana Merdeka, Penasaran Bahas Apa?Harga Jam Tangan Mayor Teddy, Ajudan Prabowo, Bikin Netizen Heboh!
“Jembatan untuk semuanya. Saya ingin menjadi jembatan untuk semuanya, karena urusan, urusan apa itu, urusan politik itu urusan partai-partai,” kata Jokowi.
Pertemuan antara Jokowi dan Surya Paloh berlangsung selama kurang lebih tiga jam. Pertemuan tersebut disebut-sebut membahas berbagai hal, termasuk soal koalisi dan calon presiden (capres) untuk Pilpres 2024.
Sebelumnya, NasDem telah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres 2024. Namun, hingga saat ini, belum ada koalisi resmi yang terbentuk untuk mengusung Anies.
Pertemuan Jokowi dan Surya Paloh ini pun memunculkan spekulasi bahwa NasDem mungkin saja merapat ke koalisi pemerintah.
Namun, Jokowi menegaskan bahwa pertemuannya dengan Surya Paloh tidak membahas soal koalisi.
“Nggak ada (pembahasan koalisi), kita hanya ngobrol-ngobrol biasa,” kata Jokowi.
Pernyataan Jokowi bahwa dirinya ingin menjadi “jembatan” dalam pertemuan dengan Surya Paloh dapat diinterpretasikan dalam beberapa cara.
Pertama, Jokowi mungkin ingin menjembatani perbedaan antara NasDem dan partai-partai lain dalam koalisi pemerintah.
Baca Juga:Pakar CFR Ramalkan Nasib Demokrasi Indonesia Jika Prabowo Terpilih Menjadi PresidenDede Sunandar Dari Jual Mobil Demi Nyaleg hingga Perolehan Suara 6
Kedua, Jokowi mungkin ingin menjadi penengah antara NasDem dan partai-partai lain yang belum menentukan koalisi.
Ketiga, Jokowi mungkin ingin menjadi jembatan antara NasDem dan pemerintah.
Apapun interpretasinya, pernyataan Jokowi menunjukkan bahwa dirinya ingin memainkan peran penting dalam menentukan peta politik menjelang Pilpres 2024.