KARAWANG-Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Kabupaten Karawang, mendesak KPU RI menghentikan program Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) imbas erornya data perhitungan suara di sistem tersebut.
Ketua PDI-P Karawang, Pipik Taufik Ismail mengatakan, data yang ditampilkan dalam situs resmi KPU https://pemilu2024.kpu.go.id tidak sesuai dengan perolehan suara partai yang masuk. Bahkan anehnya, perolehan suara malah berubah drastis.
“Kita minta KPU RI menghentikan program Sirekap, itu pembohongan publik. Kami partai punya C1 dan input data sendiri, sekarang sudah pleno setiap kecamatan. Masa KPU di situs resmi mempertontonkan kebodohan?” ujarnya.
Baca Juga:Pengcab Akuatik Kabupaten Karawang Asah Kemampuan Pelatih Jelang Pra PONRapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara di Karawang Dihadiri Perwakilan Saksi
Dia mencontohkan, terdapat pengurangan suara di rentang tanggal 17-19 Februari 2024 untuk Pileg DPR RI Dapil VII Jabar, khususnya bagi PDI-P.
“Suara bisa hilang puluhan ribu hanya dalam sistem selama dua hari tanggal 17-19 Februari. Ke mana kinerja KPU Karawang, Bekasi dan Purwakarta? Kan mereka juga bisa mengakses hasil real count,” papar Pipik.
Meski terjadi galat, sejauh ini Sirekap masih di-publish dan belum diberhentikan oleh KPU. Itu artinya, kata dia, sistem tersebut masih dijadikan rujukan nasional.
Untuk itu KPU harus segera menyetop sistem tersebut agar erornya perolehan suara dalam Sirekap jangan sampai menjadi pembidohan publik.
“Ini bisa terjadi ke semua partai, dan ini bukan masalah individu individu, tapi menjadi kewajiban kita bersama untuk memantau dan mengkritisi,” tutupnya.
Nace: KPU Tidak Profesional
Calon anggota DPR RI dari Partai Nasdem untuk Dapil VII Jawa Barat, Nace Permana menyampaikan keberatannya terkait perubahan yang terjadi pada jumlah suara yang diperolehnya, dalam pemantauan quick count yang dilakukan oleh KPU RI. Nace menilai, KPU tidak profesional dalam melakukan penghitungan suara rakyat.
Nace Permana mengatakan, terjadi perubahan angka quick count yang dilakukan oleh KPU. “Pada tanggal 17 Februari kemarin, angka saya stabil di 13.412 suara. Namun, pada tanggal 18-19 ini, terutama pada tanggal 18, terjadi ketidakpastian, seakan-akan quick count yang dilakukan oleh KPU dihentikan. Namun, tadi pagi ketika dibuka lagi, suara saya malah jeblok tinggal 2.000 sekian,” ungkapnya.