PASUNDAN EKSPRES – Musim hujan yang mencapai puncaknya di sebagian besar wilayah Indonesia kini mulai menunjukkan tanda-tanda mereda.
Perlahan, Indonesia akan memasuki musim kemarau seiring dengan peralihan musim yang terjadi.
Berikut kronologi peralihan musim di Indonesia
1. Puncak Musim Hujan
-Januari – Februari 2024: Puncak musim hujan terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia.
Baca Juga:Indonesia Kembangkan Kapal Perang Buatan Dalam Negeri dengan Teknologi InggrisHadirnya Samsat Digital Mempercepat Proses Perpanjangan STNK Lima Tahunan
-Curah hujan tinggi dan potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor meningkat.
2. Peralihan Musim
-Maret – April 2024: Wilayah Indonesia mulai memasuki masa transisi dari musim hujan ke musim kemarau.
-Curah hujan mulai menurun dan intensitas hujan berkurang.
3. Awal Musim Kemarau
-Mei – Juni 2024: Musim kemarau mulai di sebagian besar wilayah Indonesia, terutama di Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan selatan Kalimantan.
-Suhu udara panas dan tingkat kekeringan meningkat.
Faktor yang Mempengaruhi
-Fenomena El Nino: Fenomena iklim ‘pengering’ hujan yang menyebabkan musim hujan terlambat dan durasi lebih pendek.
-Monsun Australia: Pergerakan angin monsun yang mulai bertiup dari arah tenggara membawa udara kering ke Indonesia.
Dampak Musim Kemarau
-Kekeringan: Potensi kekeringan meningkat, terutama di wilayah yang memiliki curah hujan rendah.
-Kebakaran hutan dan lahan: Risiko kebakaran hutan dan lahan meningkat akibat cuaca panas dan kering.
Baca Juga:Makna dibalik Banyak Semut di Rumah Ada Pertandanya!Lakukan Amalan ini Setelah Shalat Isya, Meski Tidak Shalat Tahajud
-Krisis air bersih: Kekurangan air bersih dapat terjadi di beberapa wilayah.
Langkah Antisipasi
-Pemanfaatan air hujan: Mengoptimalkan pemanfaatan air hujan untuk kebutuhan sehari-hari.
-Konservasi air: Melakukan penghematan air dan menggunakan air secara bijak.
Oleh karena itu, diperlukan langkah antisipasi dari berbagai pihak untuk meminimalkan dampak negatif musim kemarau.