PASUNDAN EKSPRES – BMKG telah mengumumkan bahwa sebagian wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau. Pada bulan Februari ini, beberapa wilayah di Sumatera telah memasuki periode kemarau.
Musim Kemarau Pada Bulan Mei 2024
Menurut Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, Fachri Radjab, wilayah-wilayah seperti Aceh, Riau, dan bagian timur Sumatra Utara sudah mengalami awal musim kemarau.
Hal ini disebabkan oleh pola musim yang memang mengalami dua kali periode musim hujan, dan saat ini sudah memasuki musim kemarau yang kedua.
Baca Juga:Yuk Intip Jadwal Libur Awal Puasa Tahun 2024 untuk Siswa SD-SMA di Sini!Peran KUA dalam Pencatatan Pernikahan Semua Agama
Meskipun demikian, Fachri menyatakan bahwa transisi dari musim hujan ke musim kemarau akan terjadi sepenuhnya pada bulan Mei 2024.
Selama proses transisi ini, diperkirakan akan terjadi hujan dengan intensitas rendah di beberapa wilayah, seperti di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
“Ini daerah-daerah yang perlu menjadi kewaspadaan kita, seperti Jawa Tengah bagian Timur, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, curah hujan sudah dalam kategori rendah di bulan Mei. Ini kaitannya dengan penanaman tanaman pangan,”
Daerah-daerah seperti Jawa Tengah bagian timur, Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT menjadi perhatian utama karena curah hujan diprediksi rendah pada bulan Mei.
Hal ini berdampak pada penanaman tanaman pangan di wilayah tersebut.
Sementara itu, meskipun Januari dan Februari adalah periode puncak musim hujan 2024, laporan Climate Outlook 2024 BMKG menunjukkan bahwa curah hujan tahun ini cenderung lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada kuartal pertama tahun ini, curah hujan pada musim hujan diperkirakan akan normal, kecuali untuk bagian selatan Indonesia yang mungkin mengalami curah hujan di bawah normal.
Sedangkan curah hujan pada awal musim kemarau diperkirakan akan normal pada pertengahan tahun.
Baca Juga:Series Doctor Slump (2024): Sinopsis, Daftar Pemain, dan Jadwal TayangReview Serial Avatar The Last Airbender versi Netflix yang Diisi Banyak Pendatang Baru Hollywood
Dengan demikian, pemantauan terus-menerus terhadap perubahan musim menjadi penting, terutama dalam upaya mengantisipasi dampaknya terhadap sektor-sektor vital seperti pertanian dan lingkungan hidup. (pm)