SUBANG-Ada-ada saja ulah caleg DPRD Subang ini. Ahmad Rizal, caleg dari Partai NasDem melakukan tingkah konyol. Dari mulai membongkar jalan dan gorong-gorong yang ia bangun dari dana aspirasi, hingga meneror warga dengan menyalakan petasan ukuran jumbo.
Aksi menyalakan petasan jumbo ini terjadi di Desa Tambakjati Kecamatan Patokbeusi pada tanggal 18 Februari 2024. Aksi itu membuat heboh di media sosial baru-baru ini.
Apa yang dilakukan oleh Ahmad Rizal itu sebagai respon atas minimnya perolehan suara di Dapil Subang 4 yang meliputi Kecamatan Blanakan, Kecamatan Ciasem, dan Kecamatan Patokbeusi. Berdasarkan data sementara dari website KPU, suara Ahmad Rizal sebanyak 421 pada Minggu sore (25/2).
Baca Juga:Wakil Ketua DPRD Kota Bandung Achmad Nugraha Ajak Warga Gotong royong Bersihkan LingkunganMau Kuliah dengan Fasilitas Mewah dan Biaya Terjangkau? POLSUB Pilihannya!
Ulah Ahmad Rizal ini tak terlepas dari persaiangan suara dengan sesama caleg NasDem Harungi Alvi. Ahamd Rizal tak terima kalah jumlah suara sehingga melakukan euforia dengan melakukan konvoi dan membakar petasan di menara mesjid dan sekitar pemukiman warga.
Warga Desa Tambakjati Ato membenarkan, pembangunan infrastruktur tersebut memang didapat dari dana aspirasi dewan Ahmad Rizal. Namun, ia menyayangkan tindakan pembongkaran infrastruktur yang sudah dibangun tersebut.
“Bangunan emang dapat dari Rizal hasil aspirasi, itu kan dana pemerintah bukan dana pribadi. Lagi malam Senin tanggal berapa tuh, alasannya beda pilihan kali barangkali gitu. Pemilihan sekarang kalah jadi jalan dibongkar lagi,” ungkap Ato.
Tak hanya itu, caleg yang sudah menjadi anggota dewan dua periode ini juga meneror warga dengan menyalakan petasan jumbo di sejumlah RT. Ia juga menyalakan ratusan petasan di atas menara Mesjid.
“Lagi tiduran, dengar petasan jadi gemetaran semuanya, jantung berdebar-debar. Ini mah kan petasannya yang besar sama petasan hajatan,” terang warga setempat, Asep Anjan.
Dampak dari dentuman petasan tersebut, sebanyak sembilan orang dilarikan ke rumah sakit. Korban mayoritas anak-anak dan lansia mereka mengalami pusing, lemas, gemetar hingga detak jantung kencang.
Saat ini sebagian warga yang telah mendapatkan perawatan sudah kembali ke rumahnya masing-masing. Namun naas, satu korban lansia nenek berusia 60 tahun meninggal dunia di rumah sakit saat menjalani perawatan.