PASUNDAN EKSPRES – Kalian penasaran nggak, sih,alasan kenapa makan kurma dalam jumlah ganjil? Makan kurma dalam jumlah ganjil merupakan praktek umum di kalangan umat Islam yang juga dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Ada beberapa alasan di balik keutamaan ini, dan mari kita bahas lebih lanjut.
3 Alasan Makan Kurma dalam Jumlah Ganjil
Buat kalian yang kepo apa alasam makan kurma dalam jumlah ganjil, simak di bawah ini seperti yang dikutip dari detikfood!
Baca Juga:Di Balik Film “Women from Rote Island” (2024), Sebuah Kisah Menyayat Hati dari Indonesia TimurJangan di-Skip! Cek 21 Merk Kurma Buatan Israel di Sini!
1. Kecintaan Rasulullah terhadap Bilangan Ganjil
Rasulullah SAW sering memakan kurma dalam jumlah ganjil, seperti 1, 3, 5, 7, atau 9.
Ini karena beliau mencintai bilangan ganjil dalam segala urusan.
Saat berbuka puasa atau hendak melaksanakan shalat Idul Fitri, Rasulullah memakan tujuh butir kurma.
2. Efek Positif pada Tubuh
Selain keutamaan spiritual, memakan kurma dalam jumlah ganjil juga memiliki manfaat kesehatan, lho!
Ini tuh bisa bantu melindungi otak dari stres oksidatif dan peradangan, serta mengurangi risiko penyakit Alzheimer.
Penelitian lain menunjukkan bahwa kurma bia menghasilkan gula dalam darah dan potassium tanpa memberi banyak energi saat dimakan dalam jumlah genap.
Namun, saat dimakan dalam jumlah ganjil, kurma dapat memberikan efek yang lebih menguntungkan bagi tubuh.
Ini karena kurma juga kaya akan phytochemical yang membantu mencegah penyakit jantung, serta merupakan sumber potasium yang baik untuk kesehatan jantung.
Baca Juga:Kabar Baik, Lagu Dear God Masuk Playlist Khusus untuk Memanjakan Fans di Indonesia!Selenator Merapat! Berikut Lirik Lagu Love On Selena Gomez yang Bikin Candu
3. Perlindungan dari Racun dan Sihir
Teman-teman tahu tidak kalau memakan tujuh butir kurma ajwa pada pagi itu bisa diyakini dapat melindungi dari racun dan sihir, sesuai dengan hadits shahih Bukhari dan Muslim.
Rasulullah SAW bersabda bahwa kurma ajwa berasal dari Surga dan merupakan obat dari racun.
“Kurma ajwa itu berasal dari Surga, ia adalah obat dari racun.”
(HR Ibnu Majah dari Sahabat Jabir bin Abdillah dan Abi Sa’id, demikian juga At-Tirmidzi dalam sunnannya dari Abu Hurairah.