PASUNDAN EKSPRES – Biden berharap gencatan senjata bisa dilakukan minggu depan. Presiden Amerika Serikat, Joe Biden mengatakan bahwa ia berharap akan tercapai gencatan senjata pada hari Senin depan dalam konflik perang antara Israel dan Gaza.
Biden Berharap Gencatan Senjata bisa Dilakukan Minggu Depan
Presiden Biden, yang merupakan presiden yang negaranya adalah sekutu utama Israel memberikan pernyataan kepada para wartawan di New York City mengenai kemungkinan terjadinya gencatan senjata.
“Kita belum selesai. Harapan saya adalah pada hari Senin depan kita akan memiliki gencatan senjata,” katanya, dikutip BBC News, Selasa (27/2/2024).
Baca Juga:Anggota AU Amerika Serikat Membakar Dirinya Sendiri di Depan Kedubes IsraelSeries Ratu Adil (2024), Kisah Dian Sastrowardoyo yang Dipenuhi Aksi Menegangkan
Perlu diketahui, negosiasi gencatan senjata telah dilakukan selama beberapa minggu terakhir antara Israel dan Hamas, yang memungkinkan pembebasan sandera yang ditahan di Gaza oleh kelompok militan Hamas, dengan imbalan pembebasan ratusan sandera Palestina yang ditahan oleh Israel.
Sebelumnya, seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa telah tercapai sebuah “kemajuan” dalam negosiasi pembebasan sandera Israel dalam beberapa hari terakhir. Namun, masih belum jelas apakah Hamas akan menerima kesepakatan terbaru yang diajukan.
“Kami telah mencapai kemajuan dalam pembicaraan yang kami lakukan antara Mesir, Israel, Amerika Serikat, dan Qatar,” kata juru bicara Matthew Miller.
Pada minggu lalu, Amerika Serikat (AS) mendapat kritik yang luas karena menggunakan hak veto untuk menolak resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza.
Sebagai alternatif, AS mengajukan resolusi gencatan senjata sementara yang juga memperingatkan Israel untuk tidak melancarkan serangan terhadap kota Rafah di bagian selatan Gaza.
Pemerintah Israel mengatakan bahwa mereka telah mempersiapkan rencana dari militer mereka untuk melakukan evakuasi warga sipil dari beberapa wilayah di Jalur Gaza sebelum dilakukan operasi darat baru.
Israel sedang menghadapi tekanan internasional agar tidak melancarkan serangan terhadap kota Rafah, yang menjadi tempat tinggal bagi banyak pengungsi Palestina.
Baca Juga:Tentara AS Bakar Diri di Depan Kedubes Israel Washington DC, Protes Genosida di GazaPerdana Menteri Palestina Shtayyeh Mengundurkan Diri dari Pemerintahan
Sementara itu, Perdana Menteri Otoritas Palestina Mohammad Shtayyeh memutuskan untuk mengundurkan diri bersama dengan pemerintahannya yang mengelola beberapa bagian Tepi Barat.
Presiden Palestina Mohmoud Abbas menerima keputusan PM Shtayyeh tersebut, yang bisa membuka jalan bagi sebuah pemerintahan teknokratis.