PASUNDAN EKSPRES – Aditya, seorang pria berusia 20 tahun asal Tegal, Jawa Tengah, merantau ke Jakarta untuk mengadu nasib setelah ayahnya meninggal dunia saat ia masih berusia 18 tahun. Kehidupannya semakin berat karena orang tuanya juga telah bercerai.
Di Jakarta, Aditya bekerja sebagai penjaga warung ayam penyet selama 1,5 tahun. Kemudian, ia mendapat tawaran dari temannya untuk berjualan bakso keliling.
Meskipun bekerja keras dan mendapatkan penghasilan Rp 150.000 per hari, Aditya justru dicap sebagai “anak gagal” oleh saudara-saudaranya. Mereka membandingkannya dengan kakak-kakaknya yang bekerja sebagai TKI di luar negeri dan dianggap lebih sukses.
Baca Juga:Masih Ingat Kabupaten yang Hilang Menjadi Desa di Bandung BaratOkie Agustina Akan Tinggalkan Rumah Gunawan Dwi Cahyo, Kiesha Alvaro Siapkan Rumah Baru
“Saya disebut sebagai ‘anak gagal’ sama saudara dan tetangga ibu saya,” kata Aditya sambil menahan tangis.
Namun, Aditya tidak gentar dengan cibiran tersebut. Ia tidak malu dengan pekerjaannya sebagai penjual bakso dan tetap semangat menjalaninya.
“Enggak malu. Kenapa harus malu karena saya dagang?” tegasnya.
Kisah Aditya merupakan contoh nyata bahwa setiap orang memiliki jalan hidupnya sendiri. Sukses tidak selalu diukur dengan materi dan pekerjaan. Kegigihan dan kerja keras dalam menjalani hidup merupakan kunci utama untuk mencapai kebahagiaan dan kesuksesan.