PASUNDAN EKSPRES-Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menegaskan komitmennya untuk terus mengirimkan pasukan Israel ke kota Rafah, di bagian paling selatan Gaza.
Dilaporkan dari The Guardian pada Senin (18/3), ia menolak kekhawatiran yang dirasakan oleh beberapa negara terhadap risiko yang dihadapi lebih dari satu juta warga Palestina di Rafah.
Netanyahu menegaskan bahwa tidak ada tekanan internasional yang akan menghentikan Israel mencapai semua tujuan perangnya.
Baca Juga:Berita Hukum Terkini di Indonesia, Dugaan korupsi LPEI Hingga Persiapan Polri Mengamankan Hasil Pemilu 2024Menanti Hasil Pemilu Nasional 2024: KPU Siap Langsung MengumumkanPenetapan
“Untuk bidang diplomatik, kami telah berhasil membantu pasukan menarik dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya selama lima bulan penuh,” kata Netanyahu.
Pejabat militer Israel menyatakan bahwa Rafah adalah benteng terakhir Hamas di Gaza, dan mengklaim ribuan militan serta pemimpin senior bermarkas di sana.
Mereka berpendapat bahwa membiarkan Rafah tidak tersentuh akan memungkinkan Hamas mempertahankan kendali atas sebagian Gaza, mengeksploitasi terowongan ke Mesir, dan dengan cepat membangun kembali pasukannya di masa depan.
Namun, Rafah kini menjadi tempat tinggal bagi lebih dari 1 juta orang yang mengungsi dari tempat lain di Gaza akibat serangan Israel yang dilancarkan setelah serangan ke Israel pada bulan Oktober.
Menurut PBB, kota ini juga merupakan pusat logistik untuk mendistribusikan bantuan melalui Gaza dan menjadi tempat di mana anak-anak mengalami kekurangan gizi akut.
Presiden AS, Joe Biden, telah mengatakan bahwa invasi Rafah akan menjadi garis merah tanpa tindakan yang kredibel untuk melindungi warga sipil.
Israel menyatakan bahwa pembukaannya akan menciptakan pulau-pulau kemanusiaan untuk menampung sejumlah besar orang yang kini tinggal di tenda-tenda atau tempat perlindungan yang padat di Rafah.
Baca Juga:Resep Kolak Ubi Singkong Kuah Santan Gula Merah yang Kental, Manjakan Buka Puasamu Dengan Resep IniResep Kolak Ubi Ungu yang Memikat Selera Berbuka Puasa
Dengan pernyataan-pernyataan ini, Netanyahu menegaskan komitmen Israel dalam menghadapi situasi di Rafah, sementara banyak pihak menyoroti risiko kemanusiaan yang mungkin timbul akibat tindakan tersebut.
Semua mata tertuju pada langkah-langkah selanjutnya yang akan diambil oleh pemerintah Israel dan respons internasional terhadap situasi ini.