PASUNDAN EKSPRES-Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, telah mengajukan rencana penyertaan modal negara (PMN) untuk tahun anggaran 2024. Total PMN yang diajukan mencapai Rp13,6 triliun untuk tujuh perusahaan pelat merah.
Usulan ini disampaikan kepada Komisi VI DPR RI pada Selasa, 19 Maret.
Erick menjelaskan bahwa sumber PMN berasal dari cadangan pembiayaan investasi, yang akan digunakan untuk penyehatan bisnis BUMN serta pelaksanaan program-program yang menjadi penugasan pemerintah.
Baca Juga:Resep Kue Lidah Kucing Coklat Premium Sensasi Gurih dan Manis yang MemikatResep Kolak Pisang Takjil Sederhana yang Lezat dan Gurih
Rincian Usulan PMN untuk BUMN:
1. PT Kereta Api Indonesia (KAI)
Erick mengajukan PMN sebesar Rp2 triliun untuk KAI. Dana tersebut akan digunakan untuk pengadaan kereta melalui retrofit dan pembelian kereta baru, dalam upaya meningkatkan layanan transportasi kereta api di Indonesia.
2. PT Hutama Karya (HK)
Usulan PMN untuk HK mencapai Rp1,6 triliun. Dana ini akan dialokasikan untuk penyelesaian ruas Tol Palembang Betung, sebagai bagian dari upaya pengembangan infrastruktur transportasi di Indonesia.
3. Reasuransi Indonesia Utama
PMN yang diajukan untuk Reasuransi Indonesia Utama adalah sebesar Rp1 triliun. Dana ini direncanakan untuk penguatan permodalan perusahaan dalam mendukung kegiatan bisnisnya.
4. PT Pelni
Nilai usulan PMN untuk Pelni mencapai Rp3 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk pembelian tiga kapal penumpang baru guna meningkatkan layanan transportasi laut di Indonesia, terutama untuk rute perintis.
5. PT INKA
Erick mengusulkan PMN sebesar Rp2 triliun untuk INKA. Dana ini direncanakan untuk peningkatan kapasitas dan kualitas produksi perusahaan dalam mendukung industri kereta api nasional.
6. ID Food
Erick juga mengusulkan PMN sebesar Rp1 triliun untuk ID Food. Dana ini akan digunakan untuk penguatan permodalan perusahaan, dalam upaya mendukung pertumbuhan sektor pangan di Indonesia.
7. Indonesia Financial Group (IFG)
Usulan PMN untuk IFG mencapai Rp3 triliun. Dana ini akan dialokasikan untuk penguatan permodalan perusahaan serta untuk mendukung program pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR), sebagai bagian dari upaya meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia.