PASUNDAN EKSPRES – Dalam suatu pengumuman yang menarik pada Konferensi Sains Bulan dan Planet ke-55 yang diselenggarakan di The Woodlands, Texas, para ilmuwan telah mengungkapkan penemuan sebuah gunung berapi raksasa dan kemungkinan adanya lapisan es gletser yang tersembunyi di bagian timur provinsi vulkanik Tharsis, yang berlokasi dekat ekuator Mars.
Walaupun telah terekam berulang kali oleh pesawat ruang angkasa yang mengorbit Mars sejak Mariner 9 pada tahun 1971, gunung berapi raksasa ini tersamarkan dengan sangat baik dan sulit dikenali karena erosi yang dalam.
Gunung Berapi Ditemukan di Mars
Gunung berapi ini telah tersembunyi dari pandangan kita selama beberapa dekade di salah satu wilayah yang paling terkenal di Mars, yaitu di perbatasan antara Noctis Labyrinthus (Labirin Malam) yang memiliki kompleks labirin yang terpecah-pecah, dan ngarai Valles Marineris (Lembah Mariner) yang memiliki skala yang monumental.
Baca Juga:Ukraina Gempur Kota dan Kilang Minyak di Rusia pada Hari Pemungutan SuaraMenteri Luar Negeri China akan Mengunjungi Australia Minggu Depan Setelah Hubungan Menegangkan Kedua Negara
Gunung berapi yang saat ini diberi nama sementara “Gunung Berapi Noctis” terletak di pusat koordinat 7° 35′ LS, 93° 55′ BT. Gunung berapi ini memiliki ketinggian +9022 meter (29.600 kaki) dan lebar mencapai 450 kilometer (280 mil).
Ukurannya yang sangat besar dan sejarah terbentuknya yang kompleks menunjukkan bahwa gunung berapi ini telah aktif dalam jangka waktu yang sangat lama. Di bagian tenggara gunung berapi ini terdapat endapan vulkanik yang relatif baru, di bawahnya kemungkinan masih terdapat es gletser.
Penemuan ini yang menggabungkan gunung berapi raksasa dan kemungkinan adanya es gletser memiliki arti penting, karena membuka peluang lokasi baru yang menarik untuk mempelajari evolusi geologi Mars dari masa ke masa, mencari tanda kehidupan, serta menjelajahi planet tersebut dengan menggunakan robot dan manusia di masa depan.
“Kami sedang meneliti geologi daerah di mana kami menemukan sisa-sisa gletser tahun lalu ketika kami menyadari bahwa kami berada di dalam gunung berapi yang sangat besar dan sangat terkikis,” kata Dr. Pascal Lee, ilmuwan planet dari SETI Institute dan Mars Institute yang berbasis di NASA Ames Research Center, dan penulis utama penelitian ini, dikutip Science Daily, Sabtu (23/3/2024).