SUBANG– Disnakertrans Subang menindaklanjuti Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor M/2/HK.04/III/2024 tentang Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Hari Raya Keagamaan Tahun 2024 Bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan.
Kepala Disnakertrans Yeni Nuraeni, S.Sos., M.AP. mengatakan pemberian THR Keagamaan merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pengusaha kepada Pekerja/Buruh.
“Pemberian THR sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan, dan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 6 Tahun 2016 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan Bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan,” ucapnya.
Baca Juga:Unik, Ibu-ibu KWT Bagikan Takjil Sayuran SegarBPJamsostek Berbagi Berkah Ramadan
Adapun Pemberian THR Keagamaan tersebut dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. THR Keagamaan diberikan kepada
a. Pekerja/Buruh yang telah mempunyai masa kerja 1 bulan secara terus menerus atau lebih.
b. Pekerja/Buruh yang mempunyai hubungan kerja dengan Pengusaha berdasarkan perjanjian kerja waktu tidak tertentu atau perjanjian kerja waktu tertentu.
2. Besaran THR Keagamaan diberikan sebagai berikut:
a. Bagi Pekerja/Buruh yang telah mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus menerus atau lebih, diberikan sebesar 1 bulan upah.
b. Bagi Pekerja/Buruh yang mempunyai masa kerja 1 bulan secara terus menerus tetapi kurang dari 12 bulan, diberikan secara propesional sesuai dengan perhitungan: Masa kerja dibagi 12, dikali 1 bulan upah.
3. Bagi Pekerja/Buruh yang bekerja berdasarkan perjanjian kerja harian lepas, upah satu bulan dihitung sebagai berikut:
a. Pekerja/Buruh yang telah mempunya masa kerja 12 (dua belas) bulan atau lebih, upah 1 (satu) bulan dihitung berdasarkan rata-rata yang telah diterima dalam 12 bulan terakhir sebelum hari raya keagamaan.
Baca Juga:Antisipasi Geng Motor di Pantura Polsek Patokbeusi Patroli di Perbatasan Subang-KarawangDiduga langgar UU ketenagakerjaan, Komisi IV akan Panggil Indogrosir dan Disnaker
b. Pekerja/Buruh yang mempunyai masa kerja kurang dari 12 bulan, upah 1 bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima tiap bulan selama masa kerja.
4. Bagi Pekerja/Buruh yang upahnya ditetapkan berdasarkan satuan hasil, maka upah 1 bulan dihitung berdasarkan upah rata-rata 12 bulan terakhir sebelum hari raya keagamaan.
5. Bagi Perusahaan yang menetapkan besaran nilai THR Keagamaan dalam perjanjian kerja, peraturan Perusahaan, perjanjian kerja Bersama, atau kebiasaan, lebih besar dari nilai THR Keagamaan sebagaimana nomor 2 di atas, maka THR Keagamaan yang dibayarkan kepada Pekerja/Buruh sesuai dengan perjanjian kerja, peraturan Perusahaan, perjanjian kerja Bersama, atau kebiasaan tersebut.