“Di dalam paket takjil yang kami berikan, itu ada Barcode-nya. Nantinya bisa discan melalui handpone, dan akan keluar informasi mengenai sayuran. Termasuk tatacara menanam dan merawatnya. Sehingga, bisa dipraktekan dengan mudah di rumah,” ucapnya.
Eni yang memang hobi berkebun ini berpendapat, masyarakat di Kabupaten Purwakarta sangat beruntung. Karena, kabupaten ini merupakan salah satu daerah yang potensial untuk pengembangan perkebunan, terutama jenis sayuran daun dan buah. Sehingga, potensi ini harus digali secara maksimal.
Atas dasar itu, sejak 10 tahun terakhir ini dirinya mengajak masyarakat, terutama ibu-ibu untuk gemar bercocok tanam jenis sayuran ini. Minimalnya, kata dia, hasil budidaya mereka itu mampu menyediakan bahan pangan untuk keluarganya.
Baca Juga:BPJamsostek Berbagi Berkah RamadanAntisipasi Geng Motor di Pantura Polsek Patokbeusi Patroli di Perbatasan Subang-Karawang
“Minimalnya untuk kebutuhan pangan mandiri. Selebihnya, kita bantu pasarkan juga,” kata perempuan pegiat pertanian itu.
Menurut Eni, berkebun sayuran itu tak melulu harus dilakukan dilahan luas dengan udara sejuk. Karena, kegiatan ini juga bisa dilakukan dengan cara membuat perkebunan mini dengan memanfaatkan lahan kecil kosong di sekitar rumah.
“Kita beruntung, karena ada produsen benih sayur unggulan yang bisa bermitra dengan masyarakat,” kata Eni yang juga merupakan salah satu petani binaan PT East West Seed Indonesia (Ewindo) itu.
Eni menambahkan, dirinya sudah menjadi petani binaan Ewindo sejak tujuh tahun terakhir. Saat ini pihaknya juga telah memiliki anggota aktif yang tergabung dalam Kelompok Hidroponik Purwakarta (KHP). Jumlahnya, sekitar 1.700 anggota yang sebagian besar di antaranya merupakan kaum milenial.
“Alhamdulillah, animo masyarakat terutama kaum milenial di kita cukup tinggi. Banyak yang tertarik untuk bercocok tanam. Apalagi, selama ini ada dukungan benih yang berkualitas dari Ewindo. Sehingga, proses cocok tanam pun lebih mudah,” tambah dia.
Menurut pengalaman dirinya, benih yang diproduksi Ewindo itu penggunaannya sangat praktis. Secara kualitas juga sudah tak diragukan lagi, bahkan cocok untuk segala iklim. Jadi, untuk masyarakat di perkotaan pun benih dari produsen ini bisa digunakan.
“Wilayah perkotaan kan cuacanya cukup panas, tapi sayuran yang identik untuk dataran tinggi itu, di sini ternyata masih bisa tumbuh subur. Untuk itu, kami mengajak masyarakat untuk kembali gemar bercocok tanam,” tambah dia.