Penyusunan praktikum yang sudah dilakukan siswa tentu harus menggunakan acuan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang jelas. Seringkali modul ajar yang tersedia tidak mencantumkan LKPD yang jelas sebagai penyusunan hasil praktikum yang bisa menjadi dokumen bukti penelitian jika dibutuhkan oleh siapapun. LKPD memiliki peran yang sentral dalam menghidupkan praktik pembelajaran yang menarik dan terarah. Modul ajar yang ada pada kurikulum terbaru, lebih menitikberatkan pada media ajar yang bisa dipilih oleh siswa. Padahal penyiapan media ajar yang sempurna membutuhkan waktu yang tidak sebentar, bahkan waktu pembelajaran tersita habis untuk penyiapan media pembelajaran. Seharusnya media apapun tidak menjadi soal jika pembelajaran itu mudah diikuti siswa dan mudah dipahami.
Peralatan praktikum seharusnya menjadi sorotan utama dalam modul ajar dibandingkan media yang digunakan karena semakin lengkap alat praktik bisa memuaskan hasil dalam kegiatan pembelajaran. Buku ajar yang tersedia justru semakin kurang lengkap jika dibanding buku ajar kurikulum sebelumnya diakibatkan karena pembelajaran geografi dimasukkan dalam IPS Terpadu. Pengenalan aktivitas diluar harus diperbanyak dengan acuan modul ajar dan alat peraga yang lengkap sehingga pembelajaran geografi semakin menarik.
Publikasi dan presentasi geografi juga tidak kalah penting. Media elektronik yang ada seperti internet mendukung siswa dalam penyusunan hasil presentasi serta publikasi yang menarik disandingkan dengan hasil pengamatan siswa dalam praktikum bisa menjadi manfaat dalam pengembangan keilmuan geografi ke depan serta memberikan manfaat yang berguna bagi masyarakat. Itulah pentingnya keilmuan geografi dalam pengembangan pembelajaran berdiferensiasi.(*)