Belajar dari pengalaman Hasyim tersebut, perlu kiranya kita bermuhasabah (mengevaluasi) niat dan keikhlasan setiap ibadah yang kita lakukan sehingga amalan yang kita laksanakan bisa diterima Allah swt bukan sebaliknya. Ikhlas adalah menjadi intisari keimanan seseorang dan kualitas tertinggi kemurnian hati dan niat menjadi komponen utama dalam setiap ibadah. Jangan sampai ada niyat ibadah karena bukan Allah maka hanya mendapatkan dunianya tapi tidak dengan akheratnya.
Sesungguhnya setiap amal tergantung dari niatnya dan balasannyapun tergantung niatnya (Bukhari –Muslim).