PASUNDAN EKSPRES – Sabtu malam (13 April 2024) menjadi momen tegang saat Iran melancarkan serangan menggunakan drone peledak dan menembakkan rudal ke wilayah Israel. Dampaknya, sirene serangan udara bergema di seluruh negeri, bahkan hingga ke kota-kota besar seperti Tel Aviv.
Dalam video yang diunggah oleh @Narasinewsroom di Instagram, serangan rudal tersebut tampak seperti pertunjukan kembang api di langit malam. Menurut juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, meskipun sebagian besar rudal darat yang diluncurkan berhasil dihentikan oleh sistem pertahanan udara Israel, serangan itu tetap menimbulkan kerusakan. Salah satu fasilitas militer Israel dilaporkan mengalami kerusakan ringan, dan 31 orang terluka akibat serangan tersebut.
Reaksi dari komunitas internasional pun tidak terlambat. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, dengan tegas mengutuk serangan Iran. Dewan Keamanan PBB merencanakan pertemuan mendesak terkait serangan tersebut pada Minggu (14 April 2024), menunjukkan kekhawatiran mendalam atas eskalasi konflik yang terjadi. Sementara Iran, dalam tanggapannya, mengklaim bahwa serangan tersebut merupakan respons atas tindakan provokatif Israel, termasuk serangan terhadap bagian konsuler Kedutaan Besar Iran di Damaskus pekan sebelumnya.
Baca Juga:Kritik dan Penolakan Kubu Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud terhadap Ahli Sidang Sengketa Pilpres 2024!Bambang Widjojanto Keluar saat Ahli Kubu Prabowo-Gibran Bersaksi!
Situasi ini menambah ketegangan yang sudah ada di Timur Tengah, dengan berbagai pihak memperhatikan perkembangan selanjutnya. Serangan ini juga menjadi bagian dari dinamika kompleks di kawasan tersebut, di mana ketegangan antara Iran dan Israel telah menjadi perhatian utama. Di sisi domestik, serangan ini memperkuat retorika keras pemerintah Iran terhadap Israel, sementara di Israel, meningkatkan kebutuhan akan keamanan yang lebih kuat.
Dengan media sosial seperti Instagram, informasi tentang serangan ini tersebar dengan cepat, memperkuat kesadaran global tentang situasi di Timur Tengah. Peran media sosial dalam membentuk opini publik terhadap konflik internasional semakin terlihat jelas.