PASUNDAN EKSPRES – Serangan Iran terhadap Israel menambah masalah penerbangan di Timur Tengah. Maskapai penerbangan global menghadapi gangguan penerbangan setelah serangan rudal dan pesawat tak berawak Iran menyerang Israel.
Penyerangan tersebut semakin mempersempit pilihan bagi pesawat yang bernavigasi antara Eropa dan Asia.
Serangan Iran Terhadap Israel Menambah Masalah Penerbangan
Industri penerbangan mengalami kekacauan akibat serangan Iran terhadap Israel yang menggunakan lebih dari 300 rudal dan pesawat tak berawak.
Baca Juga:Jalan di Jabar Masih Rusak dan Berlubang di Tengah Arus Mudik 2024Kuasa Hukum Yosep Hidayah Keberatan Terhadap Dakwaan Jaksa yang Tidak Jelas
Meskipun sebagian besar serangan tersebut berhasil dihalangi oleh sistem pertahanan rudal Israel yang didukung oleh Amerika Serikat, dampaknya tetap menyebabkan gangguan dalam industri penerbangan.
Setidaknya dua belas maskapai penerbangan terpaksa membatalkan atau mengalihkan rute penerbangan dalam dua hari terakhir. Maskapai yang terdampak antara lain Qantas, Lufthansa dari Jerman, United Airlines, dan Air India.
Menurut Mark Zee, pendiri OPSGROUP yang memantau wilayah udara dan bandara, kejadian ini merupakan gangguan terbesar dalam perjalanan udara sejak serangan terhadap World Trade Center pada 11 September 2001.
“Tidak pernah sebelumnya terjadi bahwa begitu banyak ruang udara ditutup secara berurutan dalam waktu singkat sejak peristiwa 11 September, dan hal ini menyebabkan kekacauan,” ujar Zee kepada Reuters. Ia juga menambahkan bahwa kemungkinan gangguan tersebut akan berlanjut selama beberapa hari.
Gangguan pada rute penerbangan ini merupakan masalah tambahan bagi industri penerbangan yang telah menghadapi sejumlah pembatasan akibat konflik antara Israel dan Hamas, serta Rusia dan Ukraina.
Menurut Zee, wilayah udara Iran sering digunakan oleh maskapai penerbangan yang melakukan perjalanan antara Eropa dan Asia. Namun, akibat situasi saat ini, maskapai-maskapai tersebut akan dibatasi dalam memilih dua rute alternatif yang tersedia, yaitu melalui Turki atau melalui Mesir dan Arab Saudi.
Pada hari Sabtu, Israel telah menghentikan operasi wilayah udaranya, namun kemudian membukanya kembali pada hari Minggu pagi. Selain itu, Yordania, Irak, dan Lebanon juga telah membuka kembali penerbangan.
Baca Juga:Belasan Rumah Terendam Banjir di Mande akibat Curah Hujan yang TinggiTesla akan Uji Coba Teknologi Autopilot selama Satu Bulan untuk Para Pelanggan
Sementara itu, maskapai-maskapai penerbangan besar di Timur Tengah, seperti Emirates Airlines, Qatar Airways, dan Etihad Airways, mengumumkan bahwa mereka akan melanjutkan operasional di wilayah tersebut setelah sebelumnya membatalkan atau mengalihkan beberapa penerbangan.