PASUNDAN EKSPRES – Para ilmuwan neurosains menemukan bahwa refleksi atau merenungkan peristiwa yang baru saja terjadi dapat membantu otak mengingatnya sebagai memori jangka panjang. Penemuan ini menawarkan wawasan tentang pola aktivitas neuron yang terjadi saat otak menyimpan kenangan.
Studi ini menunjukkan bahwa setelah suatu peristiwa, neuron, atau sel-sel otak, mengirimkan sinyal listrik yang diselaraskan dalam pola yang disebut ‘sharp wave ripples’. Aktivitas ini terjadi secara otomatis dan terjadi selama tidur malam. Para peneliti menjelaskan bahwa pola ini merupakan kunci untuk mengubah ingatan jangka pendek menjadi jangka panjang. Seseorang dapat memperkuat proses ini dengan merenungkan peristiwa pada hari ketika itu terjadi.
Dr. György Buzsáki, seorang ahli neurosains dari NYU Langone Health, dilansir dari Daily Mail, Sabtu (13/4/2024), menyatakan bahwa merenungkan sebuah peristiwa setelah terjadi dapat meningkatkan kemungkinan peristiwa itu menjadi memori jangka panjang. Menurutnya, jika seseorang ingin mengingat sebuah film, lebih baik berhenti sejenak setelah menontonnya, daripada langsung menonton film berikutnya. Temuan ini penting bagi mereka yang menonton serial secara maraton di platform seperti Netflix atau TikTok.
Baca Juga:Cak Imin Apresiasi PKS atas Dukungan Total dalam Pilpres 2024Prabowo dan Gibran Ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih
Studi ini berfokus pada hippocampus, bagian otak yang terlibat dalam memori jangka panjang. Para ilmuwan merekam aktivitas neuron pada tikus yang mencoba menavigasi labirin mencari manisan. Mereka menemukan bahwa saat tikus berhenti sejenak untuk menikmati camilan, terjadi gelombang tajam di hippocampus. Gelombang tajam ini terdeteksi oleh elektroda yang mencatat hingga 500 neuron sekaligus.
Selama tidur malam, aktivitas gelombang tajam ini berulang, menandakan bahwa otak sedang memproses informasi dari siang hari. Dr. Buzsáki dan timnya menyimpulkan bahwa gelombang tajam ini adalah mekanisme otak untuk memilih informasi yang akan disimpan sebagai memori jangka panjang.
Dr. Winnie Yang, mahasiswa pascasarjana di laboratorium Dr. Buzsáki, berharap temuan ini dapat membantu terapi bagi orang-orang yang kesulitan mengingat atau, sebaliknya, mengalami masalah dengan memori yang tidak diinginkan, seperti penderita PTSD. Dia menyebutkan bahwa sistem gelombang tajam ini mungkin dapat digunakan untuk meningkatkan ingatan atau mengurangi kenangan traumatis.