PASUNDAN EKSPRES – Wisata Batu Sanghyang di Dusun Cigalagah Desa Nagrak Kecamatan Buahdua kini sedang dalam keadaan vakum yang disebabkan oleh kurangnya sarana prasarana pendukung yang memadai.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Desa Nagrak, Erwin Kuntana, seperti yang dikutip dari Sumedang Ekspres.
“Saat ini, Wisata Batu Sanghyang vakun karena tak memiliki sarana prasarana pendukung. Dengan tidak adanya sarana pendukung, diprediksi pengunjung akan cepat bosan,” jelasnya seperti yang dikutip dari Sumedang Ekspres.
Baca Juga:Profil Sausan Sabrina, Wanita Keturunan Arab yang Kini Menjadi Istri Virzha Dewa 19Sah! Virzha Dewa 19 Resmi Menikah, Ijab Kabulnya Menggunakan Bahasa Arab
Erwin menekankan bahwa untuk menghidupkan kembali Wisata Batu Sanghyang, diperlukan sarana prasarana pendukung yang dapat menghibur pengunjung, seperti permainan Flying Fox dan lain sebagainya.
“Selain itu, dibutuhkan infrastruktur yang bagus untuk menuju ke kawasan Wisata Batu Sanghyang. Karena, selama ini infrastrukturnya tidak baik,” tambahnya.
Dia berharap agar instansi terkait dapat memberikan bantuan dalam pengembangan Wisata Batu Sanghyang.
“Belum ada tindak lanjut untuk pengembangan wisata yang potensial di Desa Nagrak ini. Baik untuk pembenahan ataupun lainnya,” ungkapnya.
Wisata Batu Sanghyang sebelumnya merupakan objek wisata yang cukup populer beberapa tahun lalu.
Lokasinya yang berada di area perkebunan Blok Pasirlandak sering kali ramai dikunjungi.
Di sana terdapat ribuan batu berukuran besar yang tersebar di sekitar 100 meter. Sebagian besar batu memiliki bentuk persegi panjang dan kotak.
Baca Juga:Fenomena Perjalanan Timnas Uzbekistan di Piala Asia U-23 2024 yang Semulus Jalan TolCek Sinopsis Kingdom of the Planet of the Apes yang Siap Tayang Mei 2024!
Menurut penuturan Erwin, batu-batu tersebut ditemukan oleh warga ketika sedang membersihkan area perkebunan untuk membuka akses jalan.
Awalnya, lokasi ini jarang dikunjungi, namun setelah ditemukannya batu-batu tersebut, jumlah pengunjung mulai meningkat.
Lokasi penemuan batu berjarak sekitar 1 kilometer dari jalan raya dan hanya kendaraan roda dua yang bisa mencapai lokasi tersebut.
Terdapat juga cerita dari masyarakat setempat yang mengaitkan lokasi ini dengan legenda Sangkurian Kabeurangan atau sebagai bekas ‘patilasan’ Prabu Siliwangi. (pm)