PASUNDAN EKSPRES – Amerika Serikat percaya revisi proposal Hamas akan memecah kebuntuan gencatan senjata di Gaza.
Amerika Serikat meyakini bahwa perbedaan-perbedaan yang masih ada antara Israel dan Hamas dapat diselesaikan melalui perundingan mengenai proposal gencatan senjata terbaru yang diajukan oleh kelompok militan Palestina tersebut.
Amerika Serikat Percaya Revisi Proposal Hamas
Sebelumnya, pasukan Israel menguasai penyeberangan perbatasan utama antara Gaza dan Mesir di kota Rafah, di selatan Gaza.
Baca Juga:Presiden Tiongkok Mendapatkan Sambutan Karpet Merah di Serbia dalam KunjungannyaSinopsis Film Mickey Mouse vs Winnie the Pooh yang Siap Tayang untuk Menakuti Kamu
Lebih dari satu juta orang Palestina yang mengungsi telah mencari perlindungan di kota tersebut selama tujuh bulan serangan Israel yang terjadi.
Tindakan ini menghentikan akses ke jalur penting untuk bantuan ke wilayah terisolasi tersebut, di mana ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal dan menghadapi kelaparan.Di Kairo, kelima delegasi yang terlibat dalam perundingan mengenai gencatan senjata, yaitu Hamas, Israel, Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar, merespons dengan positif terhadap dimulainya kembali perundingan tersebut. Pertemuan tersebut diperkirakan akan dilanjutkan pada Rabu pagi ini.
Direktur CIA Bill Burns berencana melakukan perjalanan dari Kairo ke Israel pada hari Rabu untuk bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan pejabat-pejabat Israel lainnya. Israel mengumumkan bahwa proposal tiga tahap yang disepakati oleh Hamas tidak dapat diterima karena persyaratannya yang direvisi.
John Kirby, juru bicara Gedung Putih, mengatakan bahwa Hamas telah mengajukan proposal yang telah direvisi, dan proposal baru tersebut menunjukkan bahwa kesenjangan yang ada benar-benar bisa diselesaikan.
Sejak jeda konflik yang terjadi sejauh ini, yaitu gencatan senjata selama satu minggu pada bulan November lalu, kedua belah pihak mengalami hambatan.
Hamas menolak membebaskan lebih banyak sandera Israel tanpa adanya janji untuk mengakhiri konflik secara permanen, sementara Israel menekankan bahwa mereka hanya bersedia membahas penghentian sementara.
Militer Israel mengumumkan bahwa mereka sedang melaksanakan operasi terbatas di Rafah dengan tujuan untuk mengeliminasi para pejuang dan merusak infrastruktur yang digunakan oleh Hamas.
Baca Juga:Sepupu Ridwan Kamil Maju di Pilbup Subang 2024, Siap Mengabdikan DiriGencatan Senjata Gaza Belum Pasti, Israel Putuskan Tetap Lanjut Operasi Rafah
Mereka juga menginstruksikan warga sipil, yang sebelumnya telah mengungsi dari daerah lain di Gaza sejak awal konflik, untuk meninggalkan wilayah tersebut dan menuju tempat aman yang lebih luas yang berjarak sekitar 20 km (12 mil).