PASUNDAN EKSPRES – Lembaga Antariksa Eropa (ESA) baru saja merilis video yang menunjukkan fenomena luar biasa di atmosfer luar Matahari, yang dikenal sebagai korona. Video ini diambil oleh pesawat antariksa Solar Orbiter yang mendekati Matahari lebih dekat dari sebelumnya.
Korona Matahari, lapisan terluar atmosfernya, biasanya terlihat sebagai lingkaran cahaya yang samar. Namun, video Solar Orbiter menunjukkan lanskap yang dinamis dengan berbagai tekstur menarik, termasuk “lumut” dan “hujan”.
Erupsi Dahsyat dan Fenomena Baru
Video ini juga menunjukkan erupsi Matahari yang dahsyat, yang melepaskan partikel bermuatan ke seluruh tata surya. Pada bulan September 2023, Solar Orbiter mendeteksi erupsi yang lebih kecil, disertai dengan fenomena “lumut” dan “hujan” koronal.
Baca Juga:Harga Emas Antam Hari Ini Mulai Naik Lagi Nih, Per Rabu 8 Mei 2024BPJS Kesehatan Membatasi Fasilitas, dan Tidak Mengcover 21 Penyakit Ini
“Lumut” koronal adalah pola plasma yang menyerupai renda, sedangkan “hujan” koronal adalah plasma panas yang mendingin dan jatuh kembali ke permukaan Matahari karena gravitasi. Fenomena ini baru pertama kali diamati secara detail.
Kolaborasi NASA dan ESA Mengungkap Rahasia Matahari
Video terbaru ini merupakan hasil kolaborasi antara ESA dan NASA. Solar Orbiter bekerja sama dengan Parker Solar Probe milik NASA untuk mengamati Matahari dari jarak dekat dan mempelajari cara kerjanya.
Pada tanggal 7 Oktober 2023, Solar Orbiter mencapai jarak terdekatnya dari Matahari, yaitu 43 juta kilometer (kurang dari sepertiga jarak Bumi ke Matahari). Pada hari yang sama, Parker Solar Probe berada di jarak 7,26 juta kilometer dari Matahari.
Berkat kolaborasi ini, para ilmuwan di ESA dan NASA dapat mengumpulkan data penting tentang Matahari dan cara kerjanya. Data ini akan membantu kita untuk lebih memahami cuaca luar angkasa dan dampaknya terhadap Bumi.
Penemuan ini merupakan langkah penting dalam upaya kita untuk memahami Matahari dan tempat kita di alam semesta.