Subang – Kabupaten Subang, Jawa Barat, menjelma menjadi primadona baru bagi para investor asing. Kemudahan akses, ketersediaan lahan yang luas dengan harga terjangkau, serta upah tenaga kerja yang kompetitif menjadi daya tarik utama kawasan ini.
Menurut Vice President Sales & Marketing PT Suryacipta Swadaya, Abednego Purnomo, harga tanah di Subang yang berkisar antara Rp 1,8 hingga 1,9 juta per meter persegi menjadi salah satu faktor penarik utama.
Namun, Abed menekankan bahwa harga tanah bukan satu-satunya faktor penentu. “Yang paling penting adalah saat mereka beroperasi, ongkosnya mereka tinggi atau rendah,” jelasnya.
Baca Juga:Hasil Pemeriksaan Kejiwaan Ungkap Depresi Tarsum, Pelaku Mutilasi Istri di CiamisViral! Pengendara Motor Dianiaya Sekelompok Orang di SPBU Lembang Bandung Barat
Faktor lain yang tak kalah penting adalah ketersediaan tenaga kerja. Subang menawarkan upah minimum regional (UMR) yang lebih rendah dibandingkan dengan Bekasi dan Karawang, yaitu sekitar Rp 3,2 juta per bulan.
“Ditambah lagi dengan akses ke Pelabuhan Patimban yang strategis dan akan terhubung ke jalan tol, ongkos logistik menjadi lebih murah,” ungkap Abed.
Peluang inipun tak luput dari perhatian para investor dari berbagai negara, seperti China, Jepang, dan Taiwan. Salah satu investor besar yang siap membangun pabrik di Subang adalah produsen mobil listrik asal China, BYD.
“Mereka (investor China) mencari alternatif negara lain karena terbebani pajak yang tinggi di China dan Vietnam,” jelas Abed.
Saat ini, beberapa kawasan industri di Subang tengah dalam tahap pengembangan, di antaranya untuk industri otomotif seperti kendaraan listrik, industri FMCG, industri elektronik, dan industri garmen.
Gelombang investasi ini diyakini akan membawa dampak positif bagi perekonomian lokal, membuka lapangan kerja baru, dan meningkatkan taraf hidup masyarakat Subang.