MANUSIA : MATI  DUA KALI DAN HIDUP DUA KALI

opini
opini
0 Komentar

Beberapa kejadian yang menimpa saudara kita atau teman kita misalnya. Kemarin masih segar bugar ikut upacara tapi paginya diinformasikan meninggal dunia, ada lagi kejadian, pagi bersih bersih kebun masih segar bugar dan beberapa menit jelang dhuhur, dipanggil berkali kali tidak merespon dan ternyata setelah didekati kedapatan dalam kondisi tertelungkup tidak bernyawa. Seorang perawat yang habis membius seorang pasien yang akan dioperasi, kemudian perawat tersebut dikabarkan meninggal dunia dengan meninggalkan seorang isteri dan beberapa anaknya yang masih kecil. Ada lagi yang mati di tempat biasa dia mangkal, seorang laki laki meninggal dipelukan wanita tuna susila, ada pejabat meninggal di tempat biasa dia berpijat. Seorang pemain bulu tangkis menghembuskan nafas terakhir di lapangan bermain bulu tangkis. Jadi mati tidak mengenal tempat, waktu dan keadaan. Inilah yang kadang menakutkan dan menjadi sebuah misteri.

Semua yang bernyawa akan mati , seperti yang tersurat dalam Al Qur’an Surah Ali Imron ayat 185 : “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya” dan Surah Al ‘Ankabut ayat 57 : “ Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada kami kamu dikembalikan“. Mati bukan sebuah akhir kehidupan bagi mereka yang beriman, akan tetapi awal kehidupan yang ditunggu kehadirannya karena ada kehidupan abadi sesudah mati. Yang kemudian itu lebih baik dan lebih abadi dari yang sekarang (Al Qur’an). Semoga kita semua telah mempersiapkan diri dengan bekal yang cukup untuk menginjakkan kaki di surga. Sebaik baiknya bekal untuk perjalanan ke akherat adalah taqwa yang berarti menjadikan pelindung antara diri seorang hamba dengan siksaaan dan kemurkaan Allah yang dikhawatirkan akan menimpamya, yaitu dengan melakukan ketaatan dan menjauhi perbuatan maksiat kepada-Nya (Ucapan Imam Ibnu Rajab dalam kitab Jaami’ul ‘Uluumi Wal Hikam hal 196).

Maka kita harus mempersiapkan diri terhadap kejadian yang paling dekat yaitu mati. Mumpung masih diberi hidup maka bersegeralah untuk mengisi kehidupan ini dengan beribadah dan beramal shaleh sebab ketika mati sudah tiba maka buku catatan sudah tutup dan kita sudah tidak diberi kesempatan untuk mengisinya kecuali amalan kita di dunia termasuk amal jariyah. Jadi dunia menjadi ajang berbuat kebaikan untuk menyongsong hari esok. Dalam beberapa ayat Al Qur’an disebutkan sebuah pesan yang krusial dan untuk dipersiapkan. Siapa penghuni surga, mereka adalah orang yang beriman dan beramal shaleh.

0 Komentar