PASUNDAN EKSPRES – Baru-baru ini, Macklemore, rapper top asal Amerika, merilis lagu baru yang berjudul “Hind’s Hall” yang secara tegas menyuarakan dukungannya terhadap Palestina serta para pengunjuk rasa di berbagai universitas di Amerika Serikat yang menentang aktivitas Israel di Gaza.
Di Balik Lagu “Hind’s Hall” Macklemore
Mengutip dari The Guardian pada hari Kamis, lagu “Hind’s Hall” ini terinspirasi dari nama gedung di Universitas Columbia yang sebelumnya bernama Hamilton Hall yang kemudian diganti oleh para mahasiswa yang menduduki gedung tersebut sebagai bentuk penghormatan terhadap Hind Rajab, seorang anak berusia enam tahun yang meninggal dunia di Gaza.
Nah, dalam lagu “Hind’s Hall” ini, Macklemore menggambarkan Israel sebagai negara yang terus bergantung pada sistem apartheid untuk mempertahankan sejarah kekerasan yang telah berlangsung selama 75 tahun terakhir di wilayah yang diduduki, dan ia juga menyatakan bahwa ia mendapatkan dukungan dari orang-orang Yahudi yang solidaritas dengan protes pro-Palestina.
Baca Juga:Sinopsis Film Jupiter Ascending (2015), Salah Satu Film Mahal yang Gagal!Resmi! Pangeran William Menjadi Colonel-in-Chief Korps Udara Angkatan Darat Menggantikan Harry
Aksi Macklemore dalam Membela Palestina
Selain itu, Macklemore juga mengkritik kurangnya keterlibatan industri musik dalam menyuarakan isu-isu yang terjadi selama perang di Gaza.
Perdebatan antara konflik verbal dalam dunia rap dan konflik nyata yang sedang terjadi di Gaza juga menarik perhatian di tempat lain.
Macklemore mungkin masih dikenal oleh banyak orang karena lagu-lagu ringannya seperti “Thrift Shop” yang meraih posisi teratas tangga lagu di Amerika Serikat dan Inggris pada tahun 2012.
Namun, ia juga dikenal karena konsistensinya dalam menyampaikan pesan-pesan sosial melalui karya-karyanya.
Ada lagu “Wing$” mengungkapkan penyesalan akan kemiskinan dan kritisisme terhadap budaya konsumerisme.
Macklemore juga pernah tampil secara samar dalam protes gerakan “Black Lives Matter” dan pada tahun 2016 ia juga mengeksplorasi posisinya sebagai seorang individu kulit putih dalam protes-protes tersebut, serta dalam budaya rap secara umum.
Hal ini menyebabkan kontroversi dan ia dituduh melakukan appropriasi budaya dengan lagu berjudul “White Privilege II.” (pm)