Oleh
1.Drs.H.Priyono,MSi (Dosen pada Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Takmir masjid Al Ikhlas ,Gudang Lor,Sumberejo,Klaten Selatan)
3.Drs.H.Agus Prasmono, M.Pd. ( Kepala SMAN 1 Parang Kab. Magetan Jawa Timur )
3.Drs H.Jajang Susatyo ( Dosen dan ketua prodi Pendidikan Geografi Universitas Widya Dharma Klaten)
CINTA ADALAH PENGORBANAN
Haji itu simbol kedekatan dengan Tuhan
Haji perlu pengorbanan
Pengorbanan harta benda dan lainnya
Berkorban untuk hari esok
Hari esok yang lebih baik
Hari esok yang abadi bagi yang beriman
Berkorban itu beratkah?
Berat bagi mereka yang tak mampu walau mau
Berat bagi mereka yang mau tapi tak mampu
Berkorban, ringankah?
Ringan bagi mereka yang mampu dan mau
Ringan bagi mereka yang ada dan bersedia
Setiap perintah agama mengandung himah
Petiklah hikmah yang tersurat dan tersirat
Agar engkau menemukan hakekatnya
Baca Juga:Berkedok Toko Kelontongan , Tiga Pelaku Penyuntikan Gas Elpiji di Karawang Ditangkap DP3A Karawang Soroti Serius Kasus Sodomi di Teluk Jambe
Puisi di atas menggambarkan semangat dan esensi haji yang penuh dengan pengorbanan tapi indah di akhirnya. Sepenggal bait puisi di atas juga mengisyaratkan dinamika qurban dan haji adalah keikhlasan dan kedekatan kepada Sang Pencipta karena unsur kecintaan, pengorbanan apapun termasuk buah hati kita. Kecintaan terhadap sesuatu menjadikan dia dekat dan tulus bukan takut dan jauh. Cinta menjadikan kita ikhlas berbuat termasuk mengorbankan milik kita meskipun berat dirasakan tapi ikhlas dilaksanakan. Hikmah qurban adalah sebuah kecintaan kepada sang pencipta dan machluk ciptaannya. Maka dalam beberapa ayat selalu ditekankan dan disandingkan betapa tidak cukup jadi orang beriman akan tetapi dilanjutkan dengan kata orang yang berbuat kebaikan atau beramal shaleh. Mereka itulah yang yang akan menempati surganya Allah, sebaik baiknya pahala bagi orang yang beribadah. Maka sebuah kisah yang sering dijadikan contoh oleh para penyebar ilmu agama bahwa ada orang yang rajin sholat tahajud tapi karena egois gak pernah berempati pada lingkungannya maka oleh Malaikat tidak dimasukkan dlam catatan orang yang dekat dengan Allah. Beriman harus diikuti dengan kepedulian sosial. Itulah perspektif yang harus dikembangkan dalam memahami ajaran agama, termasuk konsep rezeki, tidak dalam arti yang sempit berupa harta atau kekayaan , akan tetapi kesehatan, pasangan suami isteri, anak yang sholeh, itu semua bagian dari rezeki yang diberikan Allah.