PASUNDAN EKSPRES – Adanya peningkatan angka kasus sifilis hingga HIV dalam beberapa tahun terakhir membua WHO khawatir.
Berdasarkan keterangan pers yang diunggah di situs resmi WHO, epidemi global HIV, hepatitis virus, dan infeksi menular seksual (IMS) terus menjadi tantangan besar bagi kesehatan masyarakat, menyebabkan sekitar 2,5 juta kematian setiap tahunnya.
Upaya WHO dalam Menghadapi Peningkatan Angka Kasus Sifilis
WHO telah menerapkan strategi sektor kesehatan global untuk menghadapi HIV, hepatitis virus, dan IMS untuk periode 2022–2030.
Baca Juga:Serba-serbi Cannes Film Festival 2024 yang Sedang Digelar dari 14 Mei – 25 Mei 2024Girls, Panik karena Si Merah Belum Datang? Tenang, ada 4 Cara Cepat Menstruasi yang Bisa Dicoba!
Mengutip dari detikheatlh, data terbaru menunjukkan bahwa kasus IMS meningkat di banyak wilayah.
Contohnya, pada tahun 2022, negara anggota WHO menetapkan target ambisius untuk mengurangi jumlah infeksi sifilis tahunan pada orang dewasa sepuluh kali lipat pada tahun 2030, dari 7,1 juta menjadi 0,71 juta.
Namun, pada tahun yang sama, kasus baru sifilis di kalangan orang dewasa berusia 15-49 tahun meningkat lebih dari 1 juta, mencapai total 8 juta kasus.
Peningkatan tertinggi terjadi di Wilayah Amerika dan Wilayah Afrika.
Apa itu Penyakit Sifilis?
Setelah membicarakan peningkatan angka kasus sifilis, ada baiknya untuk lebih mengenal apa itu penyakit sifilis secara lebih lanjut.
Sifilis, atau yang dikenal dengan raja singa itu salah satu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum.
Penyakit ini bisa memengaruhi berbagai organ tubuh dan memiliki beberapa tahap perkembangan.
Jadi, awalnya itu, sifilis muncul sebagai luka di sekitar alat kelamin, dubur, atau mulut, yang rata-rata tidak disertai rasa nyeri.
Baca Juga:Mengulik Penyebab Turbulensi pada Pesawat Seperti yang Baru Saja Terjadi pada Singapore AirlinesPeringatan 80 Tahun D-Day: Raja Charles III dan Anggota Kerajaan Lainnya akan Bertolak ke Prancis
Nah, karena lukanya tidak terasa nyeri, penderita sering kali tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi dan tetap bisa menularkan infeksi ini kepada orang lain.
Bagaimana Cara Mengobatinya?
Pengobatan sifilis dilakukan sesuai dengan tahapannya. Melansir dari Siloam Hospital, ada beberapa tahap yang dilakukan.
Pada tahap primer dan sekunder, dokter akan mengobati dengan menyuntikkan antibiotik ke dalam otot.
Untuk sifilis tersier, pengobatan dilakukan melalui jalur intravena (infus).
Ibu hamil yang menderita sifilis juga mendapatkan penanganan yang sama seperti penderita sifilis tersier.
Setelah pengobatan, penderita sifilis harus menjalani pemeriksaan darah ulang untuk memastikan bahwa infeksi telah sembuh total.