“Terkait kesiapan kami, tentu sistem untuk melayani pendaftaran secara online, kami lakukan simulasi secara terus-menerus untuk melakukan mitigasi risiko terhadap wilayah yang sama sekali tidak ada, kemudian yang mungkin sinyalnya lemot,” kata Ade.
Pihaknya juga akan membantu masyarakat calon peserta didik yang tidak memiliki alat untuk mendaftar secara online.
“Kami juga akan siapkan untuk hal seperti itu, karena prinsipnya walaupun PPDB online, yang offline juga kami siapkan. Terutama dalam kondisi seperti itu,” ungkapnya.
Baca Juga:Berbagai Wilayah di Indonesia Berpotensi Mengalami Kekeringan pada Juni hingga November 2024Budidaya Cumi di Rumah, Panduan Mudah dari Bibit hingga Panen Sampai Pemasaran!
Mengenai kuota per sekolah, Ade menjelaskan bahwa hal tersebut disesuaikan dengan rombongan belajar berdasarkan peraturan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
“Kapasitas misalkan di maksimum 12 rombongan belajar. Dan 1 rombongan belajar 36 peserta didik. Kalau berbicara persentase, digabung negeri dan swasta. Dari data yang saya baca, 103 persen fasilitas untuk menampung peserta didik tersedia,” jelasnya.
Ade mengimbau masyarakat untuk tidak perlu khawatir karena baik sekolah negeri maupun swasta di Jawa Barat dapat menyediakan fasilitas untuk pelayanan pendidikan.
“Tidak semua ingin masuk SMA, karena data yang ada, jumlah SMK lebih besar dari SMA,” tandasnya.