Anggota Komisi IX DPR RI Nurhayati Sebut Dua Intervensi Solusi Penanganan Stunting di Tasikmalaya

Anggota Komisi IX DPR RI Nurhayati Sebut Dua Intervensi Solusi Penanganan Stunting di Tasikmalaya
Anggota Komisi IX DPR RI Nurhayati Sebut Dua Intervensi Solusi Penanganan Stunting di Tasikmalaya
0 Komentar

Menurutnya, salah satu faktor pemicunya ialah kurangnya lahan untuk pembuatan septic tank. Juga taraf ekonomi masyarakat lemah dengan sebagian besar pekerjaannya sebagai buruh harian lepas dan buruh tani.

Selain itu, kata dia, kebutuhan air bersih atau sumur bor yang berlokasi di RT 03 RW 08 Kadupugur, RT 02 RW 09, RW 06 Salamnunggal, RW 11 Parakannyasag, dan Ciroyom RT 01, RT 03, RT 02 RW 13 Kelurahan Parakannyasag untuk di wilayah RW 13 yang menjadi SK Kota Kumuh akan dibangun MCK Air Bersih dan lain-lain.

Bentuk lain intervensi sensitif adalah pelayanan gizi dan kesehatan, edukasi dan konseling, dan perubahan perilaku. Kemudian, akses pangan bergizi bagi keluarga miskin dengan balita bermasalah gizi dan bumil KEK mendapat bantuan sosial, baik tunai maupun nontunai. Keluarga balita bermasalah gizi dan bumil KEK di kecamatan rawan pangan mendapat bantuan pangan.

Baca Juga:Kasus Stunting Kota Tasikmalaya Naik, Nurhayati Minta Evaluasi Intervensi yang Sudah BerjalanSubang Perkuat Komitmen Bersama Zero New Stunting

Selain itu, SDM di puskesmas juga harus diperhatikan, jadi setiap puskesmas itu harus ada dokter kandungan (SPOG) dan dokter anak. Begitu juga dengan alkes di puskesmas, alat antropometri di posyandu harus memadai, karena berpengaruh ke pengukuran.

“SPOG harus jadi supervisi satu puskesmas. Mereka gak cuma supervisi tapi bertindak jadi konsulen langsung dalam memeriksa ibu hamil. Juga mengawasi anak untuk menangani gizi buruk agar tak masuk ke wasting, supaya tak masuk ke stunting. Tentunya, kesejahteraan para nakes ini juga wajib diperhatikan karena mereka garda terdepan bagi kesehatan masyarakat,” tandas Nurhayati.(*)

Laman:

1 2
0 Komentar