PASUNDAN EKSPRES – Sekitar 600 balon berisi sampah mendarat di berbagai wilayah ibu kota Seoul, Korea Selatan, pada Sabtu (1/6/2024) malam, memicu kecaman dan kekhawatiran. Balon-balon tersebut, yang diduga diluncurkan dari Korea Utara, membawa berbagai jenis sampah seperti puntung rokok, potongan kain, sampah kertas, dan plastik.
Menurut Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, balon-balon tersebut mulai terlihat sekitar pukul 20.00 waktu setempat dan terus berdatangan hingga 10.00 pagi keesokan harinya. Militer Korea Selatan telah memantau titik awal peluncuran balon dan melakukan pengintaian udara untuk melacak dan mengumpulkan benda-benda tersebut.
Aksi ini bukan yang pertama kalinya. Pada Rabu (29/5/2024), Korea Utara juga telah mengirim ratusan balon berisi sampah dan kotoran ke Korea Selatan, yang mereka sebut sebagai “hadiah ketulusan”. Tindakan ini dikecam keras oleh Korea Selatan, yang menyebutnya tidak berdasar dan berbahaya.
Merespon Pengiriman Sampah
Baca Juga:Masih Banyak Penduduk Indonesia yang Belum Memiliki KTP Digital, Target Akses Penuh di Bulan SeptemberMarc Marquez Tampil Sangar di Sprint Race MotoGP Italia 2024
Pengaduan ke AS: Menteri Pertahanan Korea Selatan, Shin Won-sik, telah membahas masalah ini dengan Menteri Pertahanan AS, Austin Lloyd, di sela-sela KTT Keamanan Asia Shangri-La Dialogue di Singapura. Shin Won-sik menegaskan bahwa balon-balon tersebut melanggar perjanjian gencatan senjata dan meminta respons terkoordinasi dari AS terhadap ancaman dan provokasi Korea Utara.
Peringatan Darurat: Peringatan darurat dikeluarkan di provinsi Gyeongsang Utara dan Gangwon, serta beberapa bagian Seoul, setelah kedatangan balon sampah. Otoritas Korea Selatan mengimbau masyarakat untuk tidak menyentuh balon dan segera melaporkannya kepada polisi.
Pertimbangan Balasan: Menurut Kantor Kepresidenan Korea Selatan, komite tetap Dewan Keamanan Nasional akan mengadakan pertemuan pada Minggu sore untuk membahas kemungkinan melanjutkan peledakan pengeras suara ke Korea Utara sebagai balasan atas pengiriman balon sampah.
Penghentian Propaganda: Perlu dicatat bahwa Korea Selatan telah berhenti menyebarkan propaganda melintasi perbatasan pada tahun 2018 setelah pertemuan puncak yang jarang terjadi dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Pengiriman balon sampah ini dikhawatirkan dapat merusak hubungan antar kedua Korea yang tengah rapuh.
Situasi masih berkembang dan belum diketahui secara pasti apa motif di balik pengiriman balon sampah ini. Korea Utara belum memberikan pernyataan resmi terkait hal ini.