PASUNDAN EKSPRES – Netanyahu meremehkan prospek gencatan senjata Gaza. Perdana Menteri Israel, yaitu Benjamin Netanyahu telah mengungkapkan keraguannya pada prospek gencatan senjata dalam perang melawan Hamas di Gaza.
Netanyahu mengatakan bahwa kesepakatan yang diusulkan oleh Presiden AS Joe Biden untuk menghentikan pertempuran dan membebaskan sandera yang ditahan militan hanyalah bersifat parsial atau tidak menyeluruh.
Netanyahu Meremehkan Prospek Gencatan Senjata Gaza
Dilansir AP News, Selasa (4/6), Israel telah lama menekankan perlunya penghapusan Hamas di Gaza. Ia bahkan mengatakan bahwa klaim jika mereka telah menyetujui gencatan senjata tanpa syarat-syarat yang mereka penuhi adalah tidak benar.
Baca Juga:Israel Menerima Kesepakatan Kerangka Kerja yang Diajukan Biden untuk Mengakhiri Perang GazaResep Olahan Chicken Stick yang Super Simple bikin Candu
Proposal gencatan senjata yang diajukan menawarkan beberapa kemungkinan penting, yaitu mengakhiri perang antara Israel dan kelompok militan Hamas, membebaskan kembali sejumlah sandera yang ditahan oleh Hamas, menenangkan situasi di perbatasan utara dengan Lebanon, berpotensi memajukan perjanjian bersejarah untuk menormalisasi hubungan Israel dengan Arab Saudi.
Meskipun proposal gencatan senjata tersebut mengandung prospek-prospek strategis yang penting, hal ini juga dapat membawa konsekuensi yang berat bagi Netanyahu.
Penerimaan proposal ini berpotensi menghancurkan koalisi pemerintahan Netanyahu saat ini. Hal ini dapat menjatuhkan Netanyahu ke posisi oposisi dan membuatnya lebih rentan terhadap vonis bersalah dalam proses pengadilan atas kasus korupsi yang dihadapinya.
Selain itu, penarikan penuh pasukan Israel yang disyaratkan dalam perjanjian tersebut dapat membuka peluang bagi Hamas untuk mengklaim kemenangan dan memungkinkan mereka untuk membentuk kembali pemerintahannya di Gaza.
Di sisi lain, jika Netanyahu menolak kesepakatan gencatan senjata yang diusulkan, hal ini dapat membawa konsekuensi yang serius bagi Israel.
Penolakan tersebut dapat memperdalam isolasi internasional Israel. Selain itu, hal ini juga dapat memperburuk hubungan Israel dengan pemerintahan Amerika Serikat, yang ingin mengakhiri perang tersebut.
(ipa)