PASUNDAN EKSPRES – Amerika Serikat desak Israel untuk bersikap transparan atas serangan terhadap sekolah di Gaza.
Amerika Serikat telah mengatakan pada Israel bahwa mereka harus sepenuhnya transparan atau jujur dan terbuka terkait serangan udara yang dilaporkan menewaskan setidaknya 35 orang di sebuah sekolah di Jalur Gaza pada Kamis pagi, (6/6). Sekolah tersebut merupakan tempat berlindung para pengungsi.
Amerika Serikat Desak Israel untuk Bersikap Transparan
Menurut laporan dari wartawan lokal yang disampaikan kepada BBC, sebuah pesawat tempur telah menembakkan dua rudal ke arah ruang kelas di lantai paling atas sekolah yang terletak di kamp pengungsi Kota Nuseirat.
Baca Juga:Resep Bistik Daging Sapi yang Enak, Sajian Idul Adha Super NikmatHamas ingin Israel Berkomitmen pada Gencatan Senjata Permanen
Menurut pihak militer Israel, mereka telah melakukan serangan yang “tepat” terhadap apa yang disebut sebagai “kompleks Hamas” yang berada di sekolah tersebut. Namun, kantor media pemerintah yang dikelola oleh Hamas di Jalur Gaza membantah klaim tersebut.
Pemerintah Amerika Serikat telah meminta Israel untuk secara terbuka mengidentifikasi para pejuang Hamas yang mereka klaim telah tewas dalam serangan tersebut. Hal ini dilakukan sebagai bentuk transparansi, mengikuti langkah militer Israel yang telah menyebutkan nama-nama sembilan orang yang disebut tewas.
Menurut juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, Israel mengatakan kepada bahwa ada 20 hingga 30 militan yang ditargetkan dan mereka akan merilis nama-nama mereka yang mereka yakini telah mereka bunuh.
Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, secara terbuka mengidentifikasi nama-nama sembilan pejuang dari Hamas dan Jihad Islam yang dia klaim telah tewas dalam serangan tersebut.
Menurut pernyataan juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, di Washington, AS telah melihat laporan-laporan yang mengungkapkan bahwa 14 anak tewas dalam serangan yang dilakukan Israel.
“Dan pemerintah Israel telah mengatakan bahwa mereka akan merilis lebih banyak informasi tentang serangan ini… Kami berharap mereka akan sepenuhnya transparan dalam mempublikasikan informasi tersebut,” kata Matthew Miller, dikutip BBC News, Jumat (7/6).
Serangan terbaru ini terjadi hanya sekitar seminggu setelah serangan sebelumnya yang menewaskan 45 orang di Kota Rafah.