PASUNDAN EKSPRES – Indonesia masih dihadapkan pada maraknya praktik bisnis licik yang menipu masyarakat dengan janji keuntungan tinggi. Salah satu yang paling dikenal adalah skema “monkey business”, yang hingga kini masih menjerat banyak orang.
Skema ini diceritakan dalam sebuah video yang menjelaskan tentang tipu daya bisnis yang seakan-akan memberikan nilai jual tinggi, namun kenyataannya, nilainya bisa anjlok dalam sekejap. Dalam video tersebut, dijelaskan bahwa skema ini seringkali tidak disadari oleh masyarakat sekitar. “Inilah skema bisnis terlicik yang ada di dunia, bahkan tidak disadari banyak beredar di sekitaran kita,” ujar narator video tersebut.
Contoh dari skema ini, seperti yang diceritakan dalam video, adalah tentang seorang saudagar kaya yang mengunjungi sebuah desa yang penuh dengan monyet. Ia menawarkan untuk membeli setiap monyet dengan harga Rp1 juta, membuat penduduk desa berlomba-lomba menangkap monyet untuk dijual. “Lalu seseorang yang kaya mengatakan bahwa ia akan membeli seekor monyet itu dengan harga Rp1 juta. Orang-orang pun kaget dan ternyata memang benar,” demikian penjelasan dari video.
Baca Juga:Moeldoko Tegaskan Tapera Wajib Dijalankan untuk Atasi Krisis PerumahanPermintaan Kesaksian Jokowi dan JK dalam Kasus SYL!
Seiring waktu, monyet-monyet semakin langka dan harga pembelian terus naik hingga mencapai Rp5 juta per ekor. Setelah itu, saudagar tersebut pergi dan berjanji akan kembali. Namun, asisten dari saudagar itu datang dan menjual kembali monyet-monyet dengan harga Rp3 juta per ekor, menjerat penduduk yang berharap mendapatkan keuntungan. Akhirnya, baik saudagar maupun asistennya tidak pernah kembali, meninggalkan penduduk dengan monyet yang tak lagi bernilai tinggi.
Dilansir dari berbagai sumber, skema monkey business ini memiliki banyak bentuk di Indonesia, termasuk fenomena batu akik, tanaman janda bolong, arisan berbasis aplikasi, dan berbagai bisnis investasi abal-abal. “Contoh monkey business di Indonesia antara lain batu akik, tanaman janda bolong, arisan berbasis aplikasi, bisnis tok, dan masih banyak lagi,” lanjut narator dalam video tersebut.
Masyarakat diharapkan lebih waspada terhadap skema-skema bisnis yang menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat. Pemerintah dan pihak berwenang juga diharapkan dapat mengambil langkah tegas untuk mencegah penyebaran praktik bisnis semacam ini, demi melindungi masyarakat dari kerugian yang tidak perlu.