PASUNDAN EKSPRES – NATO khawatir Rusia akan mendukung program rudal dan nuklir milik Korea Utara. NATO mengungkapkan kekhawatirannya terkait dukungan yang mungkin akan diberikan Rusia untuk program rudal dan nuklir Korea Utara.
Hal ini disampaikan oleh pemimpin aliansi tersebut pada hari Selasa, bersamaan dengan kunjungan pertama Presiden Rusia Vladimir Putin ke Korea Utara dalam 24 tahun terakhir.
NATO Khawatir Rusia akan Mendukung Program Korea Utara
Dalam kunjungan kenegaraannya ke Korea Utara, Presiden Rusia Vladimir Putin berjanji untuk memperdalam hubungan perdagangan dan keamanan dengan Korea Utara. Selain itu, Putin juga menyatakan bahwa Rusia akan mendukung Korea Utara dalam upayanya melawan sekutu dekat Rusia, yaitu Amerika Serikat.
Baca Juga:Cara buat Sate Kambing Kurban yang Enak, Dijamin bikin Ngiler!Resep Sop Iga Sapi yang Hangat, Menu Idul Adha yang Memikat
Amerika Serikat (AS) telah menuduh Korea Utara sebagai negara yang memasok “puluhan rudal balistik dan lebih dari 11.000 kontainer amunisi” ke Rusia. Tuduhan ini disampaikan AS dengan dalih bahwa suplai tersebut digunakan oleh Rusia di dalam konflik di Ukraina.
Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg dalam konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mengatakan bahwa perang Rusia di Ukraina didukung oleh tiga negara, yaitu Cina, Korea Utara, dan Iran. Stoltenberg menjelaskan jika ketiga negara tersebut memiliki keinginan untuk melihat Aliansi Barat, termasuk NATO, gagal.
“Kami tentu saja juga prihatin dengan potensi dukungan yang diberikan Rusia kepada Korea Utara dalam hal mendukung program-program rudal dan nuklir mereka,” kata Stoltenberg, dikutip Reuters, Rabu (19/6).
Jens Stoltenberg menambahkan bahwa dukungan Cina terhadap upaya ekonomi perang Rusia, serta dukungan Korea Utara dan Iran menunjukkan bagaimana tantangan keamanan di Eropa terkait erat dengan Asia.
Stoltenberg menambahkan bahwa KTT NATO yang akan diadakan bulan depan di Washington akan membahas penguatan lebih lanjut dari kemitraan aliansi NATO dengan negara-negara di Asia Pasifik, yaitu Australia, Selandia Baru, Korea Selatan, dan Jepang.
Jens Stoltenberg mengatakan bahwa pada tahap tertentu, Cina harus menerima “konsekuensi” terkait dengan dukungannya terhadap Rusia dalam perang Ukraina.
Ia juga mengatakan jika masih terlalu dini untuk mengungkapkan secara spesifik apa saja konsekuensi yang akan diberikan kepada Cina terkait dukungannya pada Rusia dalam perang dengan Ukraina.