“Kenapa? Kalau 14 tahun nikah, kira-kira suaminya umur berapa? Usia 17 misalnya. Udah bisa kerja belum usia segitu? Baru lulus sekolah baru bisa main tali terus nikah. Nah, gimana gak _stunting_ wong dia juga makannya makan seblak, makan ciki, makan gorengan. Dia gak tahu apa yang dikandungnya harus diapakan,” papar Netty.
“Makanya wajar pernikahan pada usia yang yang tidak aman dan tidak tepat akan melahirkan bayi yang _stunting_. Jadi, minimal perencanaan itu pada aspek usia. Anak perempuan diharapkan sudah lulus sekolah, laki-laki sudah punya pekerjaan. Jadi, bukan cuma pacaran makan cinta. Waktu melahirkan tetap si ibu butuh nasi, butuh telur, butuh daging, butuh ikan. Makanan bergizi. Makanya perencanaan ekonomi harus dilakukan. Makanya seperti kata BKKBN, berencana itu keren!,” sambungnya.
Syarat ketiga adalah ketahanan keluarga. Keluarga harus punya daya tahan. Saat rejeki suami lagi surut, lagi kurang, istri menguatkan, mendoakan. Harus punya ketahanan keluarga. Ketahanan keluarga dimulai dari ketahanan fisik. Ada tempat di mana ada tempat berteduh, terbebas dari panas, dari hujan. Itulah ketahanan dalam dimensi fisik.
Baca Juga:Terkait Keselamatan Penumpang, Dirjen Perhubungan Darat: Nakhoda Harus Tegas dan BeraniDP3AKB Jabar Terus Tingkatkan Kapasitas Teladan KB
Tidak kalah pentingnya adalah ketahanan spiritual. Netty mencontohkan adanya kasus seorang ibu menyuruh anaknya melakukan adegan seksual dan direkam. Atau ada seorang ibu yang mencabuli anak laki-lakinya berusia lima tahun. Itulah contoh orang-orang yang tumbuh tanpa nilai agama. Berani melakukan tindakan di luar kaidah agama, di luar nalar.
“Itu sudah tidak waras. Tidak memiliki pemahaman agama yang utuh, sehingga perilaku di luar nalar dilakukan seperti itu,” ujarnya geram.
Ketahanan psikologis sama pentingnya. Wakil rakyat daerah pemilihan Cirebon dan Indramayu ini mengingatkan bahwa setiap anak itu unik. Orang tua tidak boleh memperlakukan anak secara seragam. Bukan tidak mungkin anak nomor satu pintar dalam matematika, lalu anak kedua pintar dalam fisika.
“Waktu bayi juga sama. Ada yang cepat bisa jalan, ada yang lebih lambat. Itu tidak boleh _dibanding-bandingke_. Makanya penting ketahanan psikologis,” tandas Netty.