“Dari hasil forensik, kami sudah bisa mengetahui siapa user yang menggunakan password-nya secara tidak tepat hingga menyebabkan permasalahan serius ini,” kata Hadi, dikutip dari Kompas.com pada Senin, 1 Juli. Hadi menambahkan bahwa pihak yang bersalah akan diproses secara hukum oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) serta aparat yang berwenang.
Langkah Pencegahan dan Penegakan Hukum
Hadi Tjahjanto menegaskan bahwa penegakan hukum akan dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku. “Penegakan hukum oleh BSSN dan aparat berwenang akan dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku,” ujarnya.
Insiden ini juga menjadi momentum bagi pemerintah untuk memperkuat sistem keamanan siber di berbagai sektor. Selain investigasi internal, pemerintah diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas keamanan siber melalui investasi dan pelatihan yang lebih baik. Dengan demikian, serangan siber serupa diharapkan dapat dicegah di masa mendatang.
Baca Juga:Rahasia Sukses Para Miliarder! Profil 10 Orang Terkaya di DuniaDari Nol Hingga Menjadi Miliarder! Profil 10 Orang Terkaya di Indonesia
Konteks Serangan Siber di Indonesia
Serangan siber seperti yang terjadi pada PDNS 2 bukanlah hal baru di Indonesia. Negara ini telah mengalami beberapa insiden serupa dalam beberapa tahun terakhir. Misalnya, pada tahun 2021, serangan ransomware besar-besaran terjadi di beberapa rumah sakit di Indonesia, menyebabkan gangguan serius pada layanan kesehatan.
Serangan siber ini menunjukkan pentingnya kesiapan dan respons cepat dalam menghadapi ancaman digital. Meskipun pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan keamanan siber, insiden seperti ini mengingatkan akan kebutuhan mendesak untuk memperkuat pertahanan digital.
Upaya Global dalam Mengatasi Ransomware
Tidak hanya di Indonesia, serangan ransomware juga menjadi perhatian serius di tingkat global. Banyak negara telah mengalami kerugian besar akibat serangan ransomware, baik dari segi finansial maupun operasional. Oleh karena itu, kolaborasi internasional dalam menangani ancaman siber menjadi sangat penting.
Beberapa organisasi internasional, termasuk Interpol dan Europol, telah bekerja sama untuk melacak dan menangkap pelaku serangan siber. Selain itu, peningkatan kesadaran tentang praktik keamanan siber di antara perusahaan dan individu juga menjadi bagian penting dari upaya pencegahan.
Insiden peretasan PDNS 2 oleh Brain Cipher menyoroti kerentanan infrastruktur digital dan pentingnya investasi dalam keamanan siber. Meskipun kelompok peretas ini mengklaim tidak memiliki motif politik dan berencana memberikan kunci ransomware secara gratis, insiden ini tetap menjadi pengingat bagi pemerintah dan organisasi untuk selalu waspada dan siap menghadapi ancaman siber.