Ia menegaskan bahwa pertemuan tersebut tidak membahas perjanjian apapun untuk membantu Palestina.
“Apalagi perjanjian ini itu, wong dialog yang dilakukan tidak ada yang substansial untuk membantu rakyat Palestina itu tidak ada,” terangnya.
Bahkan, kelima orang tersebut dinilai tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk membantu rakyat Palestina.
Baca Juga:Survei Pilkada Jakarta 2024! Faktor Prabowo, Ahok, Kaesang dan Anies Mempengaruhi Pilihan RespondenVinFast Mulai Pembangunan Pabrik Mobil Listrik di Subang, Jawa Barat
“Kalau kita punya pengetahuan yang cukup pertimbangan yang cukup, kita bisa melakukan engagement yang bisa sungguh-sungguh membuat kemajuan yang nyata,” ujarnya.
Gus Yahya mencontohkan ketika PBNU mengadakan forum R20 di Bali bersamaan dengan G20, di mana PBNU mengundang tokoh-tokoh Yahudi untuk menjadi pembicara.
Kelima anggota NU tersebut akan diberikan sanksi, namun Gus Yahya menyerahkan proses sanksi kepada lembaga masing-masing.
“Soal sanksi kita serahkan (ke lembaga masing-masing), nanti jelas dari PWNU DKI akan melakukan proses, termasuk dalam soal keterlibatan LPWNU DKI tadi akan diproses dan akan diberi sanksi,” kata Gus Yahya.
Lebih lanjut, Gus Yahya mengungkapkan bahwa lima orang tersebut merupakan kader dari beberapa sayap organisasi PBNU. Mereka adalah Sukron Makmun (PWNU Banten), Zainul Maarif (Unusia), Munawir Aziz (Sekum PP Pagar Nusa), Nurul Bahrul Ulum (PP Fatayat NU), dan Izza Annafisah Dania (PP Fatayat NU).
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jakarta, Syamsul Ma’arif, menyatakan bahwa ia tidak mengetahui asal dana yang digunakan oleh kelima orang tersebut untuk berangkat ke Israel.
“(Nama NGO) itu yang saya tidak tahu persis ya. Karena tadi saya kebetulan terlambat jadi tidak mengikuti komentarnya teman-teman (pengurus PBNU) itu,” kata Syamsul.
Baca Juga:Air Tanah di IKN Bermasalah, Jokowi Tunda PindahHasyim Asy'ari Diberhentikan Tidak Hormat dari Jabatan Ketua KPU oleh Presiden Jokowi
“Malah sebaliknya katanya sebagian modal sendiri. Jadi dia ingin mengatakan ada tuduhan orang ‘oh ini dapat keuntungan besar’, tapi menurut cerita itu malah nombok. Tapi itu nggak tahu penyandang dananya,” sambungnya.
Diketahui bahwa kelima orang tersebut terkait dengan organisasi bernama Pusat Studi Warisan Ibrahim untuk Perdamaian (Rahim), yang memiliki logo LBM NU di website-nya. Pembahasan lengkap mengenai hal ini akan dibahas dalam program detikPagi edisi Rabu, 17 Juli 2024.