PASUNDAN EKSPRES – Pendiri dan CEO Tesla, Elon Musk, menuduh Google melakukan sensor terhadap nama mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dalam mesin pencari mereka. Tuduhan ini disampaikan oleh Musk melalui cuitannya di platform media sosial X pada Senin (29/7).
“Wow, Google memblokir pencarian terhadap Presiden Donald Trump!” tulis Musk dalam cuitannya.
Musk juga menambahkan bahwa Google ikut campur dalam pemilu, dengan menulis, “Ikut campur pemilu?” Cuitan tersebut disertai tangkapan layar yang menunjukkan hasil pencarian di Google dengan kata kunci “president donald,” yang hanya menampilkan dua rekomendasi: “president donald duck” dan “president donald regan.”
Baca Juga:PP 28 Tahun 2024: Pemerintah Atur Ketat Penjualan Rokok dan Produk Tembakau3 Penyebab Fatal Penyakit Ginjal Stadium Akhir! Kenali Gejalanya dan Cara Menghindarinya
Cuitan Musk memicu berbagai reaksi dari pengguna media sosial. Salah satu tanggapan datang dari akun @davidgokhshtein yang mengklaim bahwa Google dimiliki oleh Partai Demokrat. “Mereka akan mendapat banyak masalah jika mereka mencampuri pemilu,” jawab Musk menanggapi komentar tersebut.
Namun, saat tim CNNIndonesia.com mencoba mencari kata kunci “president donald” di Google, hasil yang muncul tetap menampilkan profil Donald Trump, berbeda dengan yang dialami oleh Musk.
Dukungan Musk terhadap Trump
Beberapa pekan sebelumnya, Musk mengungkapkan dukungannya secara terbuka terhadap mantan Presiden Trump dalam pemilu Amerika Serikat yang akan datang. Pernyataan ini disampaikan tak lama setelah Trump menjadi korban penembakan saat berorasi dalam kampanye di Pennsylvania, AS.
Menurut laporan Bloomberg, Musk telah menyumbang kepada super PAC (Political Action Committee) yang mendukung Trump, dengan jumlah donasi yang cukup signifikan. Jika benar terjadi, donasi ini merupakan perkembangan penting dalam kampanye kepresidenan Trump dan hubungan antara kedua tokoh tersebut. Keduanya memiliki basis penggemar yang sangat loyal dan siap mempercayai hampir semua pernyataan mereka.
Teori Konspirasi dan Dukungan Musk
Dalam beberapa tahun terakhir, Musk sering kali mempromosikan teori konspirasi seperti ‘great replacement’ dan mendukung gerakan white pride. Dukungan Musk terhadap Trump menambah suara berpengaruh dari Silicon Valley yang mendukung mantan presiden tersebut.
Setelah insiden penembakan terhadap Trump, platform media sosial milik Musk dibanjiri oleh berbagai tagar seperti ‘#falseflag’ dan ‘staged’, yang menyiratkan bahwa insiden tersebut adalah rekayasa.