PASUNDAN EKSPRES – Dalam sejarah peradaban manusia, peradaban Mesir kuno selalu menarik perhatian, terutama dalam hal teknologi yang mereka gunakan. Meskipun sudah diketahui bahwa bangsa Mesir kuno memiliki kemajuan teknologi yang luar biasa pada zamannya, sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa teknologi yang mereka gunakan bisa jadi lebih canggih daripada yang kita bayangkan, bahkan melibatkan penggunaan lift hidrolik dalam konstruksi piramida.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal PLOS One ini mengungkapkan bahwa piramida Djoser, yang dikenal sebagai piramida bertingkat dan merupakan piramida tertua di Mesir, mungkin dibangun dengan memanfaatkan teknologi hidrolik yang kompleks. Para peneliti menemukan bukti bahwa pembangun piramida ini menggunakan sistem parit, terowongan, dan bendungan untuk menyalurkan air ke lokasi konstruksi. Air tersebut kemudian digunakan untuk mengoperasikan platform terapung yang mampu mengangkat batu-batu besar ke tempat yang lebih tinggi.
Xavier Landreau, penulis utama studi ini sekaligus CEO lembaga penelitian Paleotechnic yang berbasis di Paris, menjelaskan bahwa banyak teori sebelumnya tentang konstruksi piramida lebih menitikberatkan pada kekuatan manusia dan alat-alat mekanis sederhana seperti tuas dan tanjakan. Namun, studi mereka menunjukkan kemungkinan bahwa air digunakan sebagai alat utama untuk mengangkat batu. Landreau dan timnya skeptis bahwa piramida besar semata-mata dibangun dengan menggunakan metode tanjakan dan tuas yang dikenal selama ini.
Baca Juga:PNS, Bersiaplah! Kenaikan Gaji 2025 Sudah di Depan MataApa yang Kamu Tahu Tentang Rekayasa Teknologi? Yuk Simak Jelasnya disini!
Piramida Djoser dibangun sekitar tahun 2680 SM, menjadikannya lebih tua sekitar satu abad dari Piramida Agung Giza. Piramida ini didesain oleh Imhotep, arsitek legendaris yang ditugaskan oleh Firaun Djoser untuk membangun makamnya. Setelah melakukan penelitian bertahun-tahun, para ilmuwan menemukan bahwa wilayah sekitar piramida memiliki sumber air yang jauh lebih banyak daripada yang diperkirakan sebelumnya. Temuan ini mengubah cara pandang terhadap berbagai struktur di kompleks piramida, termasuk poros vertikal di tengah piramida yang diduga sebagai lokasi lift hidrolik.
Menurut para peneliti, poros tersebut mungkin menerima air dari terowongan yang terhubung dengan jaringan terowongan lain di bawah piramida, yang panjangnya lebih dari 650 kaki. Mereka juga mengemukakan bahwa parit besar di sekitar kompleks piramida mungkin memainkan peran penting dalam sistem hidrolik ini.