SUBANG-Mengamati perhelatan politik di Kabupaten Subang, Jaringan Pemuda Subang Selatan sebut bahwa regenerasi politik di Kabupaten Subang mengalami stagnansi dan tidak terjadi perubahan signifikan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Koordinator Pemuda Subang Selatan, Thomas. Ia mengatakan bahwa kondisi ini sangat memprihatinkan dan akan berakibat buruk bagi masa depan Subang.
Pasalnya, kegagalan regenerasi ini diakibatkan oleh praktek-praktek politik gaya kolot.
“Sebagai Pemuda kami merasa pesimis Subang memiliki masa depan yang cerah kalau terus-terusan skema dan pemikiran kolot dimainkan atau di praktekan hingga saat hari ini. Sangat disesali, ini jelas akan berdampak buruk bagi generasi kami dan di bawah kami” Ungkap Thomas kepada Pasundan Ekspres Rabu, (14/8).
Baca Juga:Karang Taruna Kecamatan Kasomalang Gelar Konsolidasi di Caffe BlackhoodInilah 7 Cara Mempertahankan Kecantikan dan Vitalitas untuk Pria saat Memasuki Usia Kepala 3
Saat ditanya terkait seperti apa skema dan pemikiran kolot yang dimaksud, Thomas menjelaskan bahwa hal tersebut sangat nampak di permukaan, tidak memerlukan pengamatan dan analisa mendalam.
Semuanya sangat terlihat, tidak ditutup-tutupi lagi bahkan cenderung dipertontonkan di hadapan masyarakat luas.
“Ini mengerikan, praktek-praktek kolot masih terus-terusan dipakai dan pertunjukan kepada publik secara terang-terangan. Politik kolot seperti tindakan transaksional, saling sandra, adu domba, bahkan menjurus ke tindakan fitnah yang irasional. Ini contoh buruk dan merusak masa depan Subang”. Jelas Thomas.
Bahkan tidak cukup sampai di sana, Thomas juga menduga tindakan-tindakan lebih parah terus dilakukan, bahkan bukan oleh individu saja, melainkan menjalar hingga ke partai politik.
Thomas justru khawatir kondisi ini akan membuat pemuda di Subang semakin apolitis dan berakibat pada kerusakan yang fundamental bagi keberlangsungan daulat politik di Subang.
“Bisa semakin parah kalau dibiarkan, harus segera dihentikan, ditutup kerannya dan jangan diberikan ruang lagi kalau Subang tidak ingin terkena dampak negatifnya. Ada peran partai politik yang harus dan diwajibkan oleh Undang-undang menjalankan pendidikan politik bagi masyarakat. Bukan malah Partai Politik jadi korban diadu domba oleh segelintir masyarakat yang berkepentingan saja”. Ungkap Thomas.
Thomas juga menjelaskan bahwa yang ia maksud peran partai politik tersebut melihat kondisi belakangan yang terjadi di mana ada dua partai politik yang secara bersamaan menolak salahsatu Bakal Calon Wakil Bupati yang diisukan akan mendapingi Incumbent Bupati Subang H. Ruhimat yang hanya berlandaskan isu dan hasil dorongan kepentingan salahsatu pihak kandidat lain.