PASUNDAN EKSPRES – Gempa bumi megathrust telah lama menjadi ancaman serius di Indonesia. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersama dengan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah melakukan berbagai upaya mitigasi untuk mengurangi dampak dari gempa bumi yang dipicu oleh zona megathrust ini. Salah satunya adalah dengan melakukan pemetaan wilayah yang diprediksi akan mengalami gempa bumi, termasuk kekuatan gempa di setiap provinsi.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa megathrust adalah sumber gempa bumi subduksi lempeng yang berasal dari tumbukan lempeng tektonik dengan kedalaman dangkal, kurang dari 50 kilometer. “Di Indonesia, terdapat 13 sumber gempa zona megathrust yang berada di selatan Pulau Jawa dan memanjang hingga Sumatera,” ungkapnya dalam sebuah webinar bertajuk *Waspada Gempa Megathrust* yang diselenggarakan oleh Departemen Teknik Geofisika ITS kemarin.
Dari 13 sumber gempa zona megathrust tersebut, 11 di antaranya telah melepaskan energi yang memicu gempa dengan magnitudo lebih dari 8. Namun, ada dua sumber gempa megathrust yang hingga kini belum melepaskan energi, yaitu Mentawai–Siberut dan Sunda–Banten. “Karena ini terkait mitigasi, maka diprediksi dengan skenario terburuk. Untuk Mentawai–Siberut diprediksi kekuatan maksimalnya magnitudo 8,9, dan Selat Sunda–Banten magnitudo 8,7,” ujar Dwikorita.
Baca Juga:Heboh Kabar Perselingkuhan Azizah Salsha dengan Kekasih Rachel Vennya, Salim Nauderer, di Hari Anniversarynya!Harga Emas Batangan Bersertifikat Antam Turun pada Rabu (21/8)
Sebagai bagian dari upaya mitigasi, BMKG telah memetakan seluruh provinsi di Indonesia yang diprediksi akan mengalami dampak guncangan kuat akibat gempa bumi megathrust. Peta ini digunakan untuk perencanaan tata ruang yang lebih aman dan memastikan bahwa bangunan di area rawan gempa dibangun dengan ketahanan yang sesuai. “Misalnya, pembangunan Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) yang dekat dengan zona megathrust dirancang dengan ketahanan terhadap gempa bumi berkekuatan magnitudo 8,7, serta mengantisipasi terjadinya tsunami,” tambahnya.
Selain itu, Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, menuturkan bahwa pihaknya telah menyusun peta kawasan rawan bencana gempa bumi (KRBG) dan peta kawasan rawan bencana tsunami (KRBT). “Peta-peta tersebut menggambarkan tingkat kerawanan bencana gempa bumi dan tsunami di Indonesia,” jelasnya. KRBG dikategorikan dalam tiga zona: merah, kuning, dan hijau. Zona merah memiliki potensi gempa bumi paling tinggi, kuning memiliki kekuatan sedang, dan hijau lebih kecil. “Untuk KRBT, peta menunjukkan potensi tsunami di berbagai wilayah di Indonesia, seperti di Sumatera dan Jawa, di mana ketinggian tsunami bisa lebih dari 3 meter,” tutupnya.