PASUNDAN EKSPRES – Penggunaan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau drone, baik untuk keperluan militer maupun sipil, terus mengalami peningkatan yang signifikan. Di satu sisi, teknologi ini menawarkan berbagai manfaat, namun di sisi lain, juga menimbulkan potensi ancaman. PT Pindad, sebuah perusahaan yang telah lama bergerak di bidang alat pertahanan, merespons perkembangan ini dengan cara yang berbeda. Bukannya mengikuti tren memproduksi drone, PT Pindad justru meluncurkan senjata anti-drone, sebagai upaya untuk memperkuat pertahanan Indonesia dari ancaman UAV ilegal.
Seiring dengan meningkatnya penggunaan drone di berbagai sektor, militer Indonesia, khususnya TNI Angkatan Laut (TNI AL), juga tidak ketinggalan dalam memanfaatkan teknologi ini. TNI AL berambisi untuk membentuk skadron UAV yang akan digunakan untuk melindungi wilayah kedaulatan Indonesia. Keinginan ini menarik perhatian media internasional, seperti yang dilaporkan oleh The Defense Post pada 30 Oktober 2023. Dalam laporannya, The Defense Post mengungkapkan bahwa Indonesia berencana membangun skadron drone buatan dalam negeri guna meningkatkan kemampuan pengawasan dan pertahanan udara.
Langkah TNI AL dalam memperkuat kekuatan udaranya tidak hanya terbatas pada rencana jangka panjang. Pada tahun ini, Kementerian Pertahanan Indonesia telah menandatangani kontrak pembelian selusin drone militer dari Turki senilai $300 juta. Kontrak tersebut mencakup penyediaan pelatihan dan simulator penerbangan, yang diharapkan selesai pada November 2025. Meski jenis drone yang dibeli tidak diungkapkan secara resmi, beberapa media menyebutkan bahwa UAV tersebut adalah Anka, produk dari Turkish Aerospace Industries.
Baca Juga:Cara Daftar Akun di SSCASN BKN untuk Pendaftaran CPNS 2024Jangan Sampai Salah! Cara Mendaftar CPNS 2024 Terbaru!
Sebelumnya, pada tahun 2019, Boeing, melalui anak perusahaannya, Insitu, juga telah mengirimkan delapan drone ScanEagle ke Indonesia dengan nilai kontrak hampir $48 juta. UAV jenis ini dikenal dengan kemampuan terbangnya yang tahan lama, mencapai lebih dari 20 jam, dan sangat efektif untuk operasi intelijen, pengintaian, dan pengawasan di medan perang. Selain pembelian, Amerika Serikat juga memberikan hibah berupa drone ScanEagle kepada TNI AL pada tahun 2021, sebagai bagian dari upaya memperkuat hubungan bilateral di bidang pertahanan.
Rencana pembentukan skadron UAV oleh TNI AL diumumkan secara resmi melalui akun Instagram @tni_angkatan_laut pada 26 Oktober 2023. Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Muhammad Ali, menekankan pentingnya pengembangan UAV dalam konteks pertahanan modern. Menurutnya, drone telah membuktikan keefektifannya dalam peperangan kontemporer, sehingga TNI AL harus mampu menguasai teknologi ini untuk menghadapi tantangan di masa depan. Laksamana Muhammad Ali juga menekankan pentingnya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) TNI AL, khususnya dalam penguasaan teknologi informasi dan teknologi kesenjataan.