Sementara TNI AL fokus pada pengembangan UAV, PT Pindad mengambil langkah berbeda dengan memperkenalkan senjata anti-drone buatan dalam negeri. Pada 17 Agustus 2024, di Ibu Kota Nusantara (IKN), PT Pindad meluncurkan dua produk inovatif, yaitu SPS-1 (Senjata Pelumpuh Senyap seri 1) dan Maung MV3 Mobile Jammer. Kedua produk ini dirancang untuk mendukung pertahanan negara dari ancaman drone ilegal. Senjata ini menjadi sorotan karena merupakan yang pertama di dunia yang mengintegrasikan teknologi soft kill (pelumpuhan elektronik) dan hard kill (penghancuran fisik) dalam satu sistem.
Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad, Sigit P. Santosa, dalam pernyataannya menyampaikan bahwa produk ini adalah hasil pengembangan dalam negeri yang 100% mengoptimalkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Dengan dukungan teknis dan kesiapan purnajual dari dalam negeri, SPS-1 dan Maung MV3 Mobile Jammer diharapkan mampu memperkuat pertahanan Indonesia secara signifikan.
VP Inovasi PT Pindad, Prima Kharisma, menjelaskan bahwa senjata ini merupakan inovasi yang belum pernah ada sebelumnya di dunia, dengan desain yang orisinal dari Indonesia. SPS-1 dioperasikan oleh satu personil dan memiliki mobilitas tinggi karena berbentuk senjata genggam. Bertenaga baterai, senjata ini tidak bergantung pada sistem daya statis dan memiliki dua metode operasi: soft kill untuk melumpuhkan drone pada jarak hingga 500 meter, dan hard kill untuk menghancurkan drone pada jarak 150 meter.
Baca Juga:Cara Daftar Akun di SSCASN BKN untuk Pendaftaran CPNS 2024Jangan Sampai Salah! Cara Mendaftar CPNS 2024 Terbaru!
Dengan adanya pengembangan ini, Indonesia menunjukkan bahwa selain mengejar teknologi UAV, negara ini juga siap menghadapi segala ancaman yang datang dari udara, khususnya yang berbasis drone. PT Pindad dengan produk inovatifnya, bersama dengan langkah-langkah strategis TNI AL, memperlihatkan komitmen Indonesia dalam menjaga kedaulatan dan keamanan nasional dengan menguasai teknologi modern.