PASUNDAN EKSPRES – Rencana aksi demonstrasi yang akan dilakukan oleh para pengemudi ojek online (ojol), termasuk mereka yang terdaftar di platform Grab dan Gojek, telah memicu tanggapan resmi dari kedua perusahaan tersebut. Demo yang dijadwalkan pada Kamis (29/8) ini bukan hanya sekedar unjuk rasa, tetapi juga diiringi dengan rencana untuk mematikan aplikasi secara serentak. Tuntutan utama para pengemudi adalah menurunkan biaya potongan aplikasi yang saat ini berkisar antara 20-30 persen, serta mendesak agar pekerjaan ojol diakui secara hukum dalam undang-undang.
Tirza Munusamy, Chief of Public Affairs Grab Indonesia, menegaskan bahwa tarif layanan pengantaran Grab telah ditetapkan dengan perhitungan yang matang. Tarif ini mengacu pada Pasal 3 Permenkominfo No. 1/Per/M.Kominfo/01/2012 tentang Formula Tarif Layanan Pos Komersial, yang dirancang untuk menjaga keseimbangan antara pendapatan mitra pengemudi dan permintaan pasar. Hal ini menunjukkan bahwa tarif yang berlaku saat ini bukanlah keputusan sepihak, melainkan hasil dari pertimbangan yang sesuai dengan regulasi pemerintah.
Tirza juga menegaskan bahwa Grab Indonesia tidak pernah memotong pendapatan mitra pengemudi untuk digunakan sebagai diskon bagi konsumen. Diskon yang diterima oleh pelanggan sepenuhnya berasal dari anggaran perusahaan, bukan dari penghasilan para pengemudi. Pernyataan ini penting untuk meredam kekhawatiran bahwa mitra pengemudi menanggung biaya promo yang diberikan kepada pelanggan.
Baca Juga:Segera Hadir! iPhone 16 Pro Max dengan Layar Paling Tipis di DuniaMengapa Nokia XPlus 2024 Layak Dinantikan? Ini Alasannya!
Lebih lanjut, Tirza menjelaskan bahwa biaya promosi yang dikeluarkan Grab dimaksudkan untuk meningkatkan permintaan konsumen, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada pendapatan para pengemudi. Dengan adanya peningkatan permintaan, diharapkan penghasilan mitra pengemudi juga akan meningkat seiring dengan lebih banyaknya pesanan yang diterima.
Di sisi lain, Head of Corporate Affairs Gojek Indonesia, Rosel Lavina, mengungkapkan kekecewaannya terhadap keputusan para pengemudi untuk mematikan aplikasi sebagai bentuk protes. Menurutnya, Gojek selalu terbuka terhadap aspirasi para mitra pengemudi dan mengimbau agar penyampaian aspirasi dilakukan secara tertib dan damai. Rosel juga menyoroti potensi dampak negatif dari aksi ini, terutama terkait operasional layanan Gojek yang dikhawatirkan terganggu.
Rosel memastikan bahwa operasional Gojek akan tetap berjalan seperti biasa, dan pelanggan tetap bisa menggunakan layanan Gojek tanpa hambatan. Ia juga mengingatkan para mitra pengemudi agar tidak terprovokasi oleh ajakan untuk berhenti beroperasi, serta menegaskan bahwa Gojek akan menindak tegas pihak-pihak yang melakukan tindakan merugikan terhadap pelanggan atau mitra mereka.