PASUNDAN EKSPRES – Sebuah tim ilmuwan dari Jepang baru-baru ini mengungkapkan adanya potensi senyawa antikanker yang ditemukan dalam makanan yang sering dikonsumsi sehari-hari. Temuan ini dipimpin oleh Akiko Kojima-Yuasa, seorang peneliti dari Universitas Metropolitan Osaka, yang menggunakan sampel penelitian pada tikus untuk mempelajari efek antikanker dari senyawa-senyawa ini. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa beberapa komponen makanan ternyata dapat berkontribusi dalam mencegah perkembangan kanker.
Senyawa antikanker ini diidentifikasi menggunakan sel tumor asites Ehrlich (EAT), yang dikenal karena laju pertumbuhannya yang sangat cepat. Dalam penelitian ini, Kojima-Yuasa dan timnya mencoba mengeksplorasi bagaimana makanan tertentu dapat mempengaruhi sel-sel kanker. Studi mereka diterbitkan dalam jurnal ilmiah terkemuka, *PLOS ONE*, pada 18 Juli 2024.
Penelitian ini mendapatkan perhatian luas karena fokusnya pada senyawa yang dapat ditemukan dalam makanan yang berasal dari organisme hidup, khususnya asam nukleat. Asam nukleat ini diketahui dapat membantu meningkatkan respons imun tubuh serta mencegah terjadinya berbagai penyakit. Beberapa efek positif yang telah ditemukan di antaranya adalah penekanan peradangan, peningkatan toleransi glukosa, dan perlindungan terhadap fungsi hati.
Baca Juga:Mulai 1 Oktober, Kendaraan dengan Mesin di Atas 1.400 CC Tidak Lagi Dapat BBM Bersubsidi?Mengapa Rebusan Serai Wajib Dicoba? Ini 10 Manfaat Kesehatannya
Dari hasil studi, diketahui bahwa senyawa nukleotida dan nukleosida yang terbentuk dari pencernaan asam nukleat memainkan peran penting dalam melindungi tubuh dari kanker. Kedua senyawa ini memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan sel kanker dan menghentikan siklus replikasinya. Hal ini merupakan langkah maju yang signifikan dalam penelitian pencegahan kanker berbasis nutrisi.
Kojima-Yuasa dan timnya menggunakan asam nukleat yang diambil dari DNA salmon serta RNA ragi torula dalam eksperimen mereka. Menurut informasi yang ditemukan, ragi torula sering digunakan dalam industri makanan, seperti pembuatan kerupuk, keju, saus, dan pasta. Namun, dalam penelitian ini, ragi torula justru digunakan untuk keperluan medis dalam meneliti potensi senyawa antikanker.
Salah satu temuan penting dari penelitian ini adalah guanosin, sebuah senyawa kimia yang ditemukan dalam asam nukleat tersebut. Guanosin terbukti mampu mencegah pertumbuhan sel kanker pada tikus. Ketika tikus tidak diobati dengan guanosin, sel kanker berkembang dengan lebih cepat, sementara pada tikus yang diobati, perkembangan sel kanker terhenti. Hasil ini menegaskan potensi asam nukleat sebagai sumber pencegah kanker yang alami dan mudah didapatkan dari makanan sehari-hari.