PASUNDAN EKSPRES – Unggahan di media sosial X pada awal September 2024 memperlihatkan citra Pulau Jawa yang tampak memerah, menandakan peningkatan suhu yang signifikan. Salah satu unggahan dari akun @zak***** pada Senin (2/9/2024) menunjukkan suhu di beberapa kota di Jawa seperti Jakarta, Tasikmalaya, Madiun, Tulungagung, Semarang, hingga Sumenep mencapai 30-33 derajat Celsius. Di wilayah lain seperti Purwodadi dan Mojokerto, suhu bahkan mencapai 33-36 derajat Celsius. “Hot sekali sore ini,” tulis pengunggah.
Penjelasan BMKG Apa Penyebab Suhu Meningkat?
Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Yoga Sambodo, menjelaskan bahwa suhu di Semarang pada akhir Agustus hingga awal September 2024 berkisar antara 30-34 derajat Celsius. Pada Sabtu (31/8/2024), suhu maksimum di Semarang mencapai 36,6 derajat Celsius, sementara pada Minggu (1/9/2024) dan Senin (2/9/2024), suhu tercatat masing-masing 33,5 dan 34 derajat Celsius.
Meskipun suhu yang tercatat cukup tinggi, catatan historis selama 30 tahun (1991-2020) menunjukkan bahwa suhu maksimum di Semarang pernah mencapai 39,5 derajat Celsius pada Oktober 2015. Yoga menyebutkan, kenaikan suhu saat ini disebabkan oleh musim kemarau yang memperkuat sinar radiasi Matahari tanpa halangan awan.
Baca Juga:Update Harga Emas Antam Logam Mulia Hari Ini, Jumat, 6 September 2024Cara Mudah Mengganti Filter Motor Nmax dan Aerox Tanpa Harus ke Bengkel
Ditambah lagi, posisi semu Matahari yang mendekati khatulistiwa juga memengaruhi peningkatan suhu. Diperkirakan, Matahari akan berada tepat di khatulistiwa pada Senin (23/9/2024), yang dapat memicu puncak suhu maksimum di bulan Oktober ketika Matahari sejajar dengan garis lintang Jawa, khususnya Jawa Tengah.
Kondisi Cuaca di Jawa
Menurut BMKG, cuaca di wilayah selatan Indonesia, termasuk Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, didominasi cerah hingga berawan pada 3-9 September 2024. Namun, ada peningkatan potensi hujan di wilayah Indonesia bagian tengah dan utara ekuator, termasuk Sumatera bagian utara hingga tengah, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, dan Papua. Peningkatan potensi hujan ini dipengaruhi oleh aktifnya fenomena cuaca global dan regional seperti Gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial, serta kondisi atmosfer yang labil.
Dengan kondisi suhu yang tinggi dan cuaca cenderung cerah, masyarakat di Jawa diimbau untuk tetap waspada terhadap risiko kesehatan akibat panas berlebih dan mempersiapkan diri menghadapi potensi cuaca ekstrem yang mungkin terjadi.