Walaupun begitu, Google nggak seneng loh kalo merek mereka dipake sebagai kata kerja. Karena kalo udah terlalu umum, nama brand mereka bisa kehilangan status eksklusif sebagai merek dagang. Ini juga alasan kenapa mereka mungkin harus mikirin strategi baru buat bersaing dengan platform-platform seperti TikTok dan Instagram.
Milenial Masih Setia dengan Google
Berbeda dengan Gen Z, generasi Milenial (lahir 1981-1996) ternyata masih setia pake Google. Data dari YPulse menunjukkan kalau sekitar 58% Milenial masih aktif “googling” untuk cari info, sementara Gen Z cuma sekitar 46% yang masih bertahan di Google. TikTok jadi pilihan kedua buat Gen Z dengan 21%, disusul YouTube dengan 5%.
Di Inggris, aplikasi video pendek kayak TikTok bahkan udah mulai ngegantiin Google sebagai sumber berita sejak 2020. Sebuah laporan dari Ofcom di 2023 nunjukin bahwa makin banyak anak muda di Inggris yang pake TikTok buat cari berita. Sekitar 7% dari populasi orang dewasa di sana mengaku pake TikTok buat dapetin berita, naik drastis dari tahun-tahun sebelumnya.
Kenapa TikTok Jadi Favorit?
Baca Juga:Tips Jitu Bermain Airdrop Blum Telegram! Poin Gampang, Cuan Cepat!Relawan Paslon Bupati Jimat Gelar Deklarasi di Cimute Subang!
Salah satu alasan kenapa TikTok makin digemari adalah karena sifatnya yang lebih interaktif dan personal. Algoritma TikTok yang canggih bisa nyesuaiin konten sesuai dengan minat pengguna, bikin mereka lebih nyaman dan betah nyari informasi di sana. Informasi yang disajikan juga terasa lebih relevan, bukan sekadar hasil pencarian berbasis teks kayak di Google.
Selain itu, kreator di TikTok sering kali punya pengaruh besar. Rekomendasi yang mereka kasih sering kali lebih dipercaya dibanding sekadar iklan di Google. Bahkan, beberapa Gen Z cenderung langsung percaya sama opini kreator daripada hasil pencarian Google yang terkesan lebih “kaku.”
Bagaimana Masa Depan Google?
Walaupun Google masih jadi raksasa di dunia pencarian, tren ini jadi pengingat buat mereka buat terus berinovasi. Mungkin aja mereka harus lebih memfokuskan diri ke fitur yang lebih visual, atau malah menggandeng kreator-kreator konten yang punya pengaruh besar.
Namun, di sisi lain, Google juga masih punya basis pengguna setia, terutama dari kalangan Milenial dan generasi lebih tua yang udah terbiasa dengan cara “googling.” Tantangannya adalah gimana caranya menarik kembali perhatian Gen Z dan Gen Alpha yang udah nyaman dengan platform-platform baru.