PASUNDAN EKSPRES – Perusahaan penukaran kripto terkemuka di Indonesia, Indodax, diduga mengalami peretasan dengan potensi kerugian mencapai Rp221 miliar. Kabar ini mencuat setelah akun X @CyversAlerts memperingatkan adanya transaksi mencurigakan yang melibatkan dompet digital milik Indodax.
Dalam peringatannya, Cyvers Alerts melaporkan bahwa terdapat alamat mencurigakan yang telah menampung dana sebesar USD14,4 juta atau sekitar Rp221 miliar. “Peringatan! Hai @indodax, sistem kami telah mendeteksi beberapa transaksi mencurigakan yang melibatkan dompet Anda di jaringan yang berbeda. Alamat yang mencurigakan sudah menampung 14,4 juta USD dan menukar token ke Ether,” tulis Cyvers Alerts, Rabu (11/9).
Cyvers Alerts juga menambahkan bahwa lebih dari 150 transaksi mencurigakan telah terdeteksi, dengan total kerugian mencapai USD18,2 juta atau sekitar Rp280 miliar. “Kami telah mendeteksi lebih dari 150 transaksi dan total kerugian 18,2 juta USD, @indodax mohon ambil tindakan,” tambahnya.
Baca Juga:Kurangi Dari Sekarang! Simak Dampak dan Manfaat untuk Kesehatan Jika Mengurangi Konsumsi GulaSelamat tinggal Google, Kabarnya Gen Z Tidak Lagi Gunakan Google untuk Mencari Informasi Online
Menanggapi laporan tersebut, Indodax melalui akun X resminya @indodax, menyatakan bahwa tim keamanan mereka memang menemukan adanya potensi indikasi keamanan pada platform. “Halo Member INDODAX, kami ingin menginformasikan bahwa tim security kami menemukan potensi indikasi keamanan pada platform kami. Saat ini, kami sedang melakukan pemeliharaan menyeluruh untuk memastikan seluruh sistem beroperasi dengan baik,” ungkap Indodax.
Selama proses pemeliharaan, Indodax menginformasikan bahwa platform web dan aplikasi mereka sementara tidak dapat diakses oleh pengguna. “Selama proses pemeliharaan ini, platform web dan aplikasi INDODAX sementara tidak dapat diakses,” tambahnya. Meskipun begitu, Indodax menjamin bahwa 100 persen saldo pengguna aman baik dalam bentuk kripto maupun rupiah.
Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menyoroti bahwa keamanan data center di Indonesia masih menjadi isu penting. “Yang pasti kerawanan, keamanan ketahanan siber kita jadi salah satu isu. Singapura baru kebakaran juga data center-nya,” kata Budi di Kementerian Kominfo Jakarta, Kamis (12/9).
Dalam suasana yang lebih santai, Budi sempat bercanda bahwa data center paling aman ada di Rumah Sakit Ibu dan Anak. “Makanya, ini bercanda, dimuat juga gak apa-apa sih, saya bilang data center paling aman itu di bawah RS Ibu dan Anak, supaya gak jadi sasaran,” ujarnya seraya tertawa.